Bagikan:

MAKASSAR - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Sulawesi Selatan (Sulsel) Supendi menyebutkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) di wilayahnya mencapai Rp1,04 triliun per Januari Oktober 2024.

"Hingga akhir Januari 2024 sudah mencapai Rp1,04 triliun dengan debitur mencapai 18.521," ujar Supendi dikutip dari ANTARA, Jumat, 1 Maret.

Dia mengatakan, sektor usaha perdagangan besar dan eceran telah tersalur sebanyak Rp406,8 miliar, kemudian sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan tersalur Rp376,8 miliar.

Pada jasa sektor pengabdian masyarakat, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya juga sudah tersalurkan Rp103,37 miliar, industri pengolahan tersalur Rp58,81 miliar, sektor perikanan tersalur Rp41,61 miliar.

Sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum tersalur Rp35,92 miliar, transportasi, pergudangan dan komunikasi tersalur Rp11,71 miliar, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan tersalur Rp6,49 miliar.

Pada sektor konstruksi tersalur Rp1,84 miliar, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tersalur Rp910 juta serta jasa pendidikan tersalurkan Rp180 juta lebih.

Adapun bank penyalur yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan total Rp848,88 miliar untuk 16.544 debitur, Bank Mandiri Rp110,28 miliar (795 debitur), Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp27,52 miliar (206 debitur).

Bank Negara Indonesia (BNI) Rp25,89 miliar (102 debitur), PT. Pegadaian Syariah Rp15,64 miliar (769 debitur).

Kemudian, BPD Sulselbar Rp9,99 miliar (76 debitur), BTN Rp3,73 miliar (17 debitur), Bank Central Asia (BCA) Rp1,1 miliar (3 debitur), Bank Nationalnobu Rp720 juta untuk tiga debitur, BPD Jawa Tengah Rp500 juta untuk satu orang debitur serta BPD Papua Rp280 juta untuk lima debitur.