JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir membuka peluang adanya susunan direksi baru dalam jajaran manajemen PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Adapun hal ini bagian dari kesepakatan divestasi saham ke Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa perubahan direksi dimungkinkan karena MIND ID nantinya menjadi pemegang saham mayoritas Vale Indonesia.
Sekadar informasi, MIND ID saat ini memiliki 20 persen saham Vale Indonesia yang telah dikuasai sejak 2020. Dengan divestasi saham lanjutan sebesar 14 persen tersebut, maka MIND ID akan menjadi pemegang saham mayoritas.
“Ya pasti ada diskusi, ya nanti jajaran direksi juga pasti ada perwakilan dari kita karena kita pemegang saham terbesar 34 persen, lalu sisanya publik,” katanya saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, Selasa, 20 Februari.
Erick juga bilang yang terpenting ketika Vale menjadi bagian dari ekosistem di perusahaan pelat marah maka pemerintah akan terus mendorong percepatan investasi dan hilirisasi.
“Buat kami ketika Vale menjadi ekosistem kami kita akan mendorong percepatan investasi dan hilirisasi di Vale yang selama ini cukup lambat dan momentum daripada hilirisasi di Vale ini adalah momentum yang sangat baik. Kita bisa dilihat kemarin dari saya datang ke pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) sendiri saya lihat permintaan kepada mobil listrik meningkat,” tuturnya.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan negosiasi terkait dengan divestasi harga saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) telah mencapai kesepakatan-kesepakatan yang baik. Salah satunya, BUMN mempunyai hak untuk menempatkan direksi dan komisaris.
“Karena BUMN, pemerintah punya mayoritas terbesar, maka dia punya hak direksi yang mana, direksi yang mana, kemudian komisaris mana, komisaris mana,” katanya saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin, 19 Februari.
“Dengan sendirinya kalau kepemilikan sahamnya berbeda, maka pasti lebih, karena kemarin cuma berapa persen kan. Sekarang naik kan dia mayoritas, dengan demikian kan pasti dia punya hak-hak tertentu lah dari konsekuensi,” sambungnya.
Meski begitu, Arya bilang Kementerian BUMN belum mengantongi nama-nama yang akan masuk ke dalam jajaran komisaris dan direksi PT Vale Indonesia Tbk.
BACA JUGA:
“Kalau kepemilikan sahamnya berbeda pasti dia punya hak-hak tertentu. Belum ada calonnya,” ucapnya.
Sekadar informasi, Sekadar informasi, pelepasan saham Vale Indonesia merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk perpanjangan kontrak yang akan berakhir di 28 Desember 2025 mendatang. Di mana, minimal 51 persen saham dikuasai oleh pihak Indonesia.
Adapun komposisi saham Vale Indonesia yakni 43,79 persen dipegang Vale Canada Limited yang juga sebagai pengendali. Lalu, 15,03 dipegang Sumitomo Metal Mining. Kemudian, 20 persen dipegang publik dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara MIND ID memiliki 20 persen saham Vale Indonesia yang telah dikuasai sejak 2020. Maka dengan divestasi saham lanjutan sebesar 14 persen tersebut pihak Indonesia bahkan memiliki 54 persen saham Vale Indonesia. Rinciannya, 34 persen saham yang dimiliki MIND ID dan 20 persen saham di BEI.