JAKARTA - Persaingan industri mebel dan kerajinan di tingkat internasional makin ketat seperti Vietnam tetap perkasa untuk industri ini begitu pun Malaysia dalam menembus pasar global.
Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur menyatakan dalam kondisi krisis ekonomi global saat ini sangat penting memperbaiki daya saing industri kerajinan dan mebel nasional.
"Jika kita berpikir untuk kondisi ke depan maka betapa pentingnya memperbaiki daya saing industri mebel dan kerajinan nasional," katanya, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 17 Februari.
Dia mencontohkan penggunaan teknologi canggih dan otomatis yang dipakai oleh China sebagai produsen besar produk mebel dan kerajinan dunia, dipakai di Vietnam bahkan sekarang juga di Malaysia.
Menurut dia, salah satu hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri mebel dan kerajinan nasional yakni melalui pemanfaatkan teknologi canggih di industri ini.
Untuk itu, tambah Abdul Sobur, Himki meminta Kementerian Perindustrian untuk mendorong subsidi pada peremajaan teknologi bagi industri mebel dan kerajinan di tanah air.
"Peremajaan itu artinya kita bawa ke arah teknologi yang canggih.Supaya ada produktivitas dan standarisasi," katanya.
BACA JUGA:
Terkait hal itu itu dia menyatakan, Himki menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 16-17 Februari 2024 bertema "Pentingnya Meningkatkan Daya Saing Industri Mebel dan Kerajinan Sebagai Kebijakan Prioritas untuk Mendukung Tercapainya Target Ekspor 5 miliar dolar AS".
Sementara itu Sekretaris Jenderal Himki Maskur Zaenuri menambahkan peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka yang
disebabkan oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional.
Meskipun kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik, lanjutnya, ternyata permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan pemasok utama China yang saat ini memimpin sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia.
"HIMKI tetap berusaha untuk menembus pasar-pasar baru, apalagi jika kita memperhatikan kondisi semakin menurunnya permintaan pasar tradisional (AS dan Eropa), dimana kedua kawasan terbut mengalami inflasi yang sangat besar," katanya.
Maskur menegaskan HIMKI tetap optimis dengan industri mebel dan kerajinan akan mengalami pertumbuhan untuk itu pihaknya akan mobilisasi pembeli masuk dari pasar non-tradisional seperti India, Timur Tengah karena penurunan ekspor mebel dan kerajinan terjadi di pasar tradisional,seperti Amerika dan Eropa.
Untuk itu, tambahnya, HIMKI bekerjasama dengan kementerian-kementerian seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri untuk mendukung perluasan ke pasar non-tradisional.