JAKARTA - PT PLN (Persero) akan meresmikan fasilitas Hydrogen Refuelling System (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen pertamanya di Senayan pada 21 Februari.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pada saat peresmiannya, fasilitas ini akan digunakan sebagai pilot project untuk mendukung perluasan kendaraan berbasis hidrogen hijau.
"Tanggal 21 nanti akan ada bagaimana kita punya hydrogen refuelling station di senayan sebagai pilot project. Dengan green hydrogen yang di produksi oleh PT PLN saat ini kami bisa mendukung 448 mobil hydrogen dan ini adalah suatu pilot project," ujar Darmawan kepada media di sela kegiatan International Motor Show (IIMS) di Jakarta, Kamis, 15 Februari.
Darmawan mengatakan, dengan adanya pilot project ini pihaknya ingin menunjukkan kepada masyarakat RI memiliki berbagai strategi menuju transisi energi di bidang transportasi baik melalui kendaraan listrik maupun bahan bakar berbasis hidrogen hijau.
"Juga bisa menggunakan strategi hydrogen dimana biayanya masih lebih murah tetapi dalam hal ini, ini bukan satu strategi tetapi berbagai opsi dalam menyelesaikan transisi dibidang sektor transportasi," beber Darmawan.
Dikatakan Darmawan, pembangunan pilot project ini akan diujicobakan pada kendaraan berbasis hidrogen salah satunya bus.
Ia berharap dengan suksesnya program ini, pihaknya kemudian dapat memperluas proyek hidrogen hijau dalam skala yang lebih besar.
Untuk informasi, PLN melakukan perbandingan harga penggunaan mobil BBM, mobil listrik dan mobil berbahan bakar hidrogen. PLN memaparkan untuk jarak tempuh 1 km, mobil BBM akan memakan biaya Rp1.400 per km, sementara untuk mobil listrik sebesar Rp370 per km dan mobil hidrogen hanya membutuhkan biaya sebesar Rp350 per km.
"PLN bersama pemerintah terus mengambil langkah-langkah strategis dalam transisi energi. Salah satunya melalui pemanfaatan hidrogen hijau sebagai energi alternatif ramah lingkungan pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM)," tulis PLN dalam unggahannya yang dikutip Kamis 25 Januari.
BACA JUGA:
Langkah tersebut juga menjadi bagian dari upaya mereduksi emisi karbon di sektor transportasi.
HRS yang hampir rampung ini diklaim siap melayani segala jenis kendaraan berbasis hidrogen dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, hingga kendaraan berat.