JAKARTA – Harga beras yang melambung tinggi dalam beberapa waktu ini membuat keresahan di tengah masyarakat.
Meksi bagitu, Badan Pangan Nasional optimistis harga beras bisa segera terkendali.
Lalu kapan harga beras bisa turun?
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara produksi dengan konsumsi beras di bulan Januari dan Februari ini. Hal ini karena produktivitas beras menurun akibat musim panen yang mundur imbas dampak fenomena El Nino.
Selain itu, Arief bilang harga gabah yang masih tinggi juga menjadi salah satu penyebab mahalnya harga beras di pasaran saat ini.
“Sehingga kalau hari ini harga beras itu tinggi, memang disebabkan harga gabahnya masih tinggi. Namun sisi positifnya sedulur petani kita hari ini senang dan kita harapkan makin bersemangat tanam padi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 15 Februari.
Namun, Arief mengaku optimistis harga beras bisa terkendali jika produksi beras melimpah di angka 3,5 juta ton atau lebih pada Maret mendatang.
“Kalau untuk ketersediaan stok, kita pastikan cukup. Tentunya tugas pemerintah adalah menyeimbangkan antara hulu sampai hilir. Nanti saat produksi beras kita berada di 3,5 juta ton atau melebihi itu pada maret, harga beras bisa akan lebih baik,” ucapnya.
Meski begitu, Arief mengatakan bahwa harga beras akan sulit berada diposis seperti dua tahun lalu. Sebab, ada faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya harga pupuk yang naik.
“Akan tetapi harga beras sekarang agak sulit menyamai seperti 2 tahun lalu. Ini karena biaya-biaya seperti pupuk, sewa lahan, hari orang kerja, dan sebagainya telah mengalami kenaikan,” ujar Arief.
Harga Gabah di Produsen Capai Rp8.000 per Kg
Sebelumnya diberitakan, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka-bukaan penyebab harga beras di pasar tradisional yang meroket. Dia bilang, salah satu penyebabnya karena harga gabah yang memang sudah tinggi.
Bayu pun merinci harga gabah petani dan harga beras di sentra produksi yang dicatat Bulog per 12 Februari. Misalnya, kata dia, di Indramayu harga gabah sudah Rp7.350 per lg dan harga beras premium Rp15.475 per kg.
Kemudian, di Karawang harga gabah Rp7.150 per kg dan harga beras premium Rp14.333 per kg.
Sementara, di Banyumas harga gabah Rp8.300 per dan beras premium Rp15.000 per kg.
Selanjutnya, di Sragen harga gabahnya tercatat Rp8.100 per kg dan harga beras premium Rp14.200 per kg.
BACA JUGA:
Bayu bilang, kenaikan harga di dalam negeri ini akibat harga ganah yang meningkat. Bahkan, harga gabah di tingkat produsen sudah mencapai Rp8.000 per kg.
“Jadi data tadi konfirmasi hal itu bahwa di tingkat produsen gabahnya udah Rp8.000-an, di daerah sentra produksi, berasnya udah Rp15.000-an. Ini terjadi di seluruh sentra produksi. Kalau sampai harga dibawah itu kemungkinan basah, ini harga standar,” ujarnya di kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa, 13 Februari.