JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI memutuskan untuk mengimpor rangkaian kereta atau trainset KRL baru dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co.Ltd dibandingkan dengan Jepang. Salah satu alasannya karena harga yang ditawarkan China lebih murah.
Sekadar informasi, KCI resmi akan mengimpor tiga rangkaian KRL baru dengan tipe KCI-SFC120-V dari pabrikan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd dengan nilai investasinya mencapai sekitar Rp783 miliar.
Vice President Corporate Secretary KCI, Anne Purba mengatakan pihaknya telah membandingkan harga kereta hasil produksi perusahaan Jepang, J-TREC; perusahaan asal China, CRRC Sifang Co.Ltd dan juga dari dua perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), yakni Wojin dan Dawonsys.
Hasilnya, sambung Anna, harga KRL yang diproduksi oleh perusahaan China, CRRC Sifang jauh lebih murah dibanding dengan tiga perusahaan lainnya.
“Sehingga pada saat kami menerima semua proposal (dari negara-negara) itu, memang CRRC paling kompetitif dari harga,” katanya dalam konferensi pers di kantor KCI, Jakarta, Selasa, 6 Februari.
Sekadar informasi, biaya impor tiga KRL baru dari China mencapai Rp783 miliar. Sementara, pada September 2023 lalu, Anne bilang PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI selaku induk KCI menyampaikan biaya impor KRL dari Jepang senilai Rp676,8 miliar.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Anne bilang, harga yang ditawarkan di propsal awal itu mengalami kenaikan satu bulan setelahnya yakni di Oktober 2023. Namun Anne enggan menyebutkan berapa kenaikan biaya yang dipatok Jepang.
Setelah dibandingkan harga yang ditawarkan Jepang dan Korea, sambung Anne, KCI pun memilih impor tiga KRL baru dari perusahaan asal China, CRRC Sifang karena harganya lebih murah. Selain itu, dia bilang, tidak harus dipaksa dari Jepang.
“Bukan berarti dipaksakan harus Jepang. Tapi pada saat itu, ketika kita melalukan review baik dari kebutuhan biaya dan yang lainnya, memang kami mendapatkan proposal dari Jepang,” tuturnya.