Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membangun fasilitas produksi obat bahan alami yang dikenal sebagai House of Wellness. Pembangunan fasilitas ini diharapkan dapat mewujudkan kemandirian terhadap industri obat-obatan di Indonesia.

"House of Wellness yang merupakan fasilitas produksi obat bahan alam yang telah dibangun Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia, Farmasi dan Kemasan, merupakan salah satu peran aktif Kemenperin dalam mendukung kebijakan kemandirian obat bahan alam," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat acara peresmian di Jakarta, Selasa, 6 Februari.

Menperin Agus mengatakan, dengan dibangunnya fasilitas ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk dapat memperoleh obat dengan mudah (accessible), terjangkau (affordable), tersedia di manapun (available) dan berkesinambungan (sustainable).

Selain itu, dia menyebut, melalui House of Wellness diharapkan industri farmasi di Tanah Air dapat mencapai pembuatan obat berbahan alam yang memiliki bahan baku berstandar serta menjadi penunjang pengusaha mikro seperti jamu agar bisa naik kelas.

"Saya berharap, agar fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mampu mendorong kemandirian obat nasional melalui penumbuhan industri baru, peningkatan industri kecil agar naik kelas dan pengembangan produk-produk baru serta menjadi pusat kolaborasi seluruh stakeholder dan industri obat bahan alam," tuturnya.

Pada kesempatan sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi menyampaikan, fasilitas di House of Wellness telah dilengkapi dengan peralatan dan sarana pendukung yang lengkap untuk pengolahan obat.

Fasilitas yang terdiri dari empat lantai ini telah dilengkapi alat pendukung berupa pengolahan simplisia (segar dan kering) yang menunjang proses sortasi, pencucian, penirisan, perajangan dan pengeringan.

Selain itu, fasilitas ini juga dapat menunjang proses ekstraksi, evaporasi, formulasi bahkan sampai dengan pengemasan produk.

"Fasilitas produksi telah diinstalasi dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan mesin-mesin yang digunakan telah disesuaikan dengan mesin-mesin yang juga digunakan pada industri-industri obat bahan alam," imbuhnya.

Sekadar informasi, industri kimia, farmasi dan obat tradisional terbukti menjadi salah satu sektor penyumbang devisa yang signifikan.

Pada 2023, tercatat nilai ekspor untuk produk industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mencapai peningkatan sebesar 8,78 persen dibandingkan triwulan IV 2022, dengan nilai ekspor sebesar 543,7 juta dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume industri dalam Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) pada industri kimia, farmasi dan obat tradisional menunjukan nilai optimis pada threshold di atas 50 persen dengan nilai PMI BI di triwulan IV 2023 mencapai 52,50 atau berada pada fase ekspansi.

Sedangkan, untuk pasar obat bahan alam dunia pada 2023 sendiri telah mencapai 200,95 miliar dolar AS dan diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karenanya, pengembangan industri obat bahan alam perlu terus ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global.