JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2023 berada 5,04 persen secara tahunan (yoy) setelah melambat pada kuartal III 2023 sebesar 4,94 persen (yoy).
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan di tengah melambatnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas unggulan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 berada 5,05 persen.
"Pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,05 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Senin 5 Februari 2024.
Amalia menyampaikan pertumbuhan ekonomi global tetap tumbuh namun melambat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara, negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang serta India membaik pada kuartal IV 2023.
Namun, terdapat penurunan pada harga komoditas internasional seperti batu bara, minyak kelapa sawit yang merupakan komoditas ekspor andalan Indonesia.
Disisi lain, produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.302,5 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp3.139,1 triliun.
Amalia menyampaikan, capaian pertumbuhan 2023 lebih tinggi dari capaian pertumbuhan pada periode Desember 2022 yang sebesar 5,01 persen (yoy).
BACA JUGA:
“Dengan capaian ini, ekonomi Indonesia terlihat tetap solid dan tangguh, dengan pertumbuhan yang terjaga baik,” ujar Amalia.
Amalia menyampaikan raihan pertumbuhan ekonomi pada 2023 ditopang oleh sejumlah indikator perekonomian dalam negeri yang cukup solid. Seperti, aktivitas manufaktur dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) yang berada di zona ekspansi.
Kemudian, realisasi investasi dalam negeri dan asing juga tumbuh sebesar 16,20 persen (yoy), di saat yang sama belanja modal baik itu dari pemerintah maupun masyarakat tumbuh positif.