Kasasi Greylag Ditolak MA, Bos Garuda Buka Suara
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (tengah). (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra buka suara mengenai permohonan kasasi Greylag Entities yang resmi ditolak oleh Mahkamah Agung (MA).

Irfan bilang, putusan ini akan memperkuat posisi saham Garuda di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sekadar informasi, Greylag Entities sebelumnya mengajukan dua permohonan pembatalan perdamaian terhadap Putusan Homologasi yang sebelumnya telah memenangkan Garuda Indonesia. Permohonan ini resmi ditolak MA.

“Berkenaan dengan ditolaknya permohonan kasasi Greylag Entities tersebut, Garuda Indonesia sebagai perusahaan tercatat pada BEI juga turut memperkuat tingkat kepercayaan stakeholder pasar modal dengan dilepaskannya salah satu kriteria pada ‘Efek Pemantauan Khusus’,” katanya dalam keterangan, Kamis, 1 Februari.

“Serta dihapuskannya Notasi Khusus “B” pada kode perusahaan tercatat, yaitu terkait kondisi dimohonkan pembatalan perdamaian,” sambungnya.

Pencabutan kriteria dan penghapusan notasi tersebut, sambung Irfan, sesuai langkah Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi Greylag Entities melalui Putusan No.1294 K/Pdt.Sus-Pailit/2023 dan No. 1296 K/Pdt.Sus-Pailit/2023. Dengan demikian, putusan kasasi tersebut telah berkekuatan hukum tetap.

Sejalan dengan hal tersebut, kata Irfan, Garuda Indonesia saat ini terus melakukan optimalisasi langkah pengelolaan kinerja finansial guna memenuhi pencabutan kriteria lainnya terkait ekuitas Garuda Indonesia pada ‘Efek Pemantauan Khusus’ melalui pengelolaan posisi ekuitas Perusahaan.

“Kami optimistis pemenuhan pencabutan kriteria ‘Efek Pemantauan Khusus’ tersebut dapat secara bertahap kami penuhi selaras dengan outlook kinerja usaha yang ke depankan kami proyeksikan akan terus tumbuh positif,” jelas Irfan.

Irfan bilang adanya penolakan kasasi tersebut, menjadi optimisme tersendiri bagi Garuda Indonesia untuk terus bergerak adaptif dalam memaksimalkan momentum akselerasi kinerjanya guna menjadi entitas bisnis yang memiliki fundamen kinerja operasi yang semakin prospektif ke depannya.

Sampai dengan Kuartal III-2023, kata Irfan, Garuda Indonesia berhasil membukukan total pendapatan 2,23 miliar dolar AS, tumbuh 48 persen dari periode yang sama tahun lalu 1,5 miliar dolar AS.

Pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia hingga Kuartal III-2023 tersebut turut dikontribusikan oleh Pendapatan usaha perseroan yang dihasilkan dari peningkatan penerbangan berjadwal sebesar 49,02 persen year-on-year (YoY) menjadi 1,72 miliar dolar AS, penerbangan tidak berjadwal meraih pendapatan sebesar 274,25 juta dolar AS, dan pendapatan lainnya mencapai 234,91 juta dolar AS.

Solidnya pertumbuhan kinerja usaha juga terlihat dari tren pertumbuhan kinerja operasi, di mana hingga periode Kuatal III-2023 year to date (YTD) September 2023 Garuda Indonesia secara Group berhasil mengangkut sebanyak 14,28 juta penumpang, tumbuh 36,05 persen dibandingkan capaian angkutan penumpang pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada periode yang sama, Garuda Indonesia sebagai main brand juga mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang sebesar 55,48 persen menjadi 5,76 juta penumpang.

Rinciannya, sebanyak 4,58 juta penumpang domestik dan 1,18 juta penumpang internasional yang masing-masing tumbuh secara signifikan sebesar 41,44 persen dan 153,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

“Dengan indikator kinerja keuangan yang semakin membaik, utamanya melalui pertumbuhan pendapatan, ke depannya outlook pemulihan kinerja kami harapkan secara bertahap dapat terus tumbuh positif secara konsisten,” tutup Irfan.