Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Januari 2024 sebesar 0,04 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Inflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen

Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan tingkat inflasi Januari 2024 juga lebih rendah dari periode sama tahun lalu.

“Tak hanya lebih rendah dari Desember 2023, tetapi inflasi Januari 2024 juga lebih rendah dari Januari 2023,” ujar Amalia dalam konferensi pers, Kamis, 1 Februari 2024.

Amalia menyampaikan dari 38 provinsi yang dipantau, inflasi terjadi pada 25 provinsi dan sisanya mengalami deflasi. Dimana Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 1,01 persen dan deflasi terjadi di Gorontalo sebesar 0,9 persen.

Amalia menjelaskan penurunan inflasi disebabkan oleh usainya masa libur Natal dan Tahun Baru, serta penurunan harga BBM non-subsidi pada 1 Januari 2024.

"Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar dari makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi 0,18 persen dan andil inflasi sebesar 0,05 persen," kata Amalia.

Adapun, komoditas utaman penyumbang inflasi adalah tomat dengan andil inflasi 0,09 persen, bawang merah dengan andil 0,04 persen, juga harga beras dengan andil 0,03 persen.

Namun, ada beberapa komoditas mengalami penurunan harga atau deflasi, sehingga menghambat inflasi seperti, cabai rawit dengan andil pada deflasi 0,11 persen, serta cabai merah dan tarif angkutan udara yang masing-masing memberi andil deflasi 0,09 persen.

Sehingga tingkat inflasi tahunan atau year on year (yoy) pada Januari 2024 sebesar 2,57 persen (yoy), atau juga melandai dari 2,61 persen (yoy) pada Desember 2023.