Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada Agustus 2024 yang tercatat sebesar 0,03 persen secara bulanan atau month to month (mom) atau lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Juni 2024 sebesar 0,18 persen. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan inflasi pada Agustus 2024 lebih melandai jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2023.

"Terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024," ucapnya dalam Konferensi Pers di Jakarta, Senin, 2 September. 

Pudji menyampaikan secara tahunan atau year on year (yoy) terjadi inflasi pada Agustus 2024 sebesar 2,12 persen. Sementara inflasi dalam tahun kalender atau year to date (ytd) sebesar 0,87 persen.

"Deflasi di Agustus 2024 yang lebih rendah dibandingkan Juli 2024 dan merupakan deflasi ke empat pada tahun 2024," ujarnya. 

Menurut Pudji deflasi pada Agustus 2024 secara bulanan ini terutama didorong oleh inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Kelompok tersebut pada Agustus 2024 mencatat deflasi sebesar 0,52 persen dengan andil deflasi sebesar 0,15 persen. 

Sementara itu terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi di antaranya adalah bensin dan cabai rawit dengan andil inflasi masing-masing 0,03 persen.

Kemudian kopi bubuk dan emas perhiasan dengan andil inflasi masing-masing 0,02 persen, kemudian beras dan sigaret kretek mesin dan ketimun memberikan andil inflasi masing-masing 0,01 persen.

"Catatan lainnya adalah kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,65 persen. Biaya sekolah dasar, biaya perguruan tinggi, biaya SMP memberikan andil inflasi masing-masing 0,01 persen," ucapnya.