Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan terjadi deflasi 0,03 persen secara bulanan pada Mei 2024.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan terjadi deflasi 0,03 persen pada Mei 2024 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau month to month (mtm).

Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan April 2024 yang sebesar 0,25 persen (mtm).

"Pada Mei 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen secara bulanan, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024," dalam konferensi pers, Senin 3 Mei.

Amalia menyampaikan terjadi deflasi di Mei 2024 setelah deflasi terakhir kali terjadi di Agustus 2023. Selain itu berdasarkan amatan kerangka sampel area pada April 2024, Indonesia diperkirakan masih dalam masa panen padi pada Mei 2024.

Selanjutnya, Amalia menjelaskan Indikator lainnya yakni terkait kebijakan relaksasi atau penyesuaian harga acuan serta harga eceran tertinggi untuk beberapa komoditas pertama seperti gula pasir jagung pipilan kering telur ayam dan beras.

Amalia menyampaikan kelompok bulanan yang mengalami deflasi terbesar yaitu makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen.

Sementara komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras dengan andil deflasi sebesar 0,15 persen daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen serta tomat dan cabe rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.

Selain itu, komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi sebesar 0,03 persen, tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen, serta tarif kereta api dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen.

Selain itu terdapat komoditas yang juga memberikan Andil inflasi antara lain emas perhiasan, bawang merah dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.