Industri Tekstil Lesu Saat Tahun Politik 2024, Apa Penyebabnya?
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Tahun politik selalu menjadi titik balik dari industri tekstil. Aktivitas politik dalam beberapa waktu terakhir pun telah meningkat.

Meski begitu, Kementerian Perindustrian menyebut, subsektor industri tekstil masih berada pada level kontraksi saat ini.

Direktur Industri, Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, kalangan elit politik kini sudah banyak yang menggunakan media elektronik sebagai tempat berkampanye.

"Kami tadinya berharap pesta demokrasi yang ada mengangkat atau meningkatkan permintaan maupun produksi. Namun, kami coba periksa ternyata kemungkinan besar peran media elektronik dalam rangka kampanye cukup berpengaruh besar," ujar Adie di kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu, 31 Januari.

Adie menilai, dengan adanya hal tersebut telah menyebabkan menurunnya permintaan barang-barang subsektor tekstil.

"Jadi, terhadap atribut, spanduk dan kaos yang biasanya di tahun-tahun sebelumnya dimintakan itu tidak begitu banyak terjadi," katanya.

Dia menambahkan, subsektor tekstil sebenarnya sudah sempat meningkat di Desember 2023, termasuk dalam hal produksi.

Namun, Adie tak menampik, di tengah pesta demokrasi seperti sekarang ini, nyatanya industri tersebut mengalami penurunan permintaan.

"Kami berharap (permintaan) ini akan terjadi lagi karena kami sudah menerapkan supply demand terhadap penyediaan bahan baku berdasarkan volume. Kami berharap dengan mekanisme itu, kami akan menurunkan secara bertahap nilai impor daripada bahan baku," imbuhnya.