Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan akan mendorong para perbankan untuk mulai melakukan repurchase agreement (Repo) pada surat berharga negara (SBN) yang dimiliki untuk mendorong penyaluran kredit yang lebih tinggi.

“Kami ingin, perbankan juga mau merepokan SBN yang dimiliki. Tidak dikekep (disimpan) semuanya. Kalau ini direpokan, bisa mendorong kredit,” ujar Perry dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023, Rabu, 31 Januari.

Perry menilai, langkah tersebut dilakukan karena alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) pada November 2023 tinggi, yaitu di level 27,86 persen seiring dengan tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid dan implementasi KLM.

Perry menjamin, jika perbankan melakukan repo tidak akan mengurangi likuiditas lantaran BI akan memberikan insentif likuiditas kepada perbankan.

“Kami pastikan likuiditas akan lebih dari cukup. Insentif likuiditas akan terus kami berikan, termasuk mendorong sektor-sektor prioritas,” ujar Perry.

Perry berharap, pertumbuhan kredit pada tahun 2024 akan mencapai 10 persen hingga 12 persen sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turut terdorong lantaran aktivitas ekonomi akan makin meningkat.