Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) meraup laba senilai Rp60,4 triliun atau tumbuh sebesar 17,5 persen secara tahunan di 2023.

"Kendati mengalami sejumlah tantangan eksternal seperti era suku bunga dan inflasi yang tinggi, kondisi geopolitik yang penuh ketidakpastian serta beberapa bank Amerika yang kolaps, BRI dapat melewati itu semua dengan catatan impresif," ujar Direktur Utama BRI, Sunarso dalam konferensi pers, Rabu 31 Januari.

Dikatakan Sunarso, laba BRI tersebut menjadi hak pemegang saham. Melalui pembayaran pajak dan dividen, mayoritas laba senilai Rp60,4 triliun tersebut akhirnya akan kembali ke negarsebagai pemegang saham mayoritas.

Kemudian dari sisi aset, hingga akhir Desember 2023, BRI grup berhasil mencatatkan aset sebesar Rp1.965 triliun atau tumbuh 5,3 persen year on year (yoy).

Lebih jauh Sunarso mengatakan, penopang utama kinerja impresif BRI hingga akhir 2023 tersebut di antaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit di atas industri perbankan nasion, kualitas kredit yang terjaga, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang memadai dengan fokus pada dana murah atau CASA serta efisiensi yang terus meningkat.

Hingga akhir Desember 2023 BRI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp1.266,4 triliun.

"Keberhasilan BRI menyalurkan kredit di atas industri perbankan nasional ini diimbangi dengan kemampuan BRI menjaga kualitas kredit yang disalurkan di mana non performing loan (NPL) terkendali di level 2,95 persen," sambung Sunarso.

Dari sisi DPK, hingga akhir Desember 2023 BRI berhasil mneghimpun DPK sebesar Rp1.358,3 triliun atau tumbuh 3,9 persen yoy. Jumlah ini lebih baik dibanding DPK industri perbankan nasional yang tumbuh 3,8 persen yoy di akhir Desember 2023.

Penghimpunan DPK BRI masih didominasi CASA dengan presentase mencapai 64,4 persen atau setara dengan Rp874,1 triliun.