Bagikan:

TANGERANG - Jadwal Kereta Api (KA) Argo Parahyangan berkurang dari 14 perjalanan menjadi enam perjalanan di awal tahun ini. Berkurangnya jadwal perjalanan kereta ini, disebut-sebut berkaitan dengan upaya agar masyarakat beralih menggunakan Kereta Cepat Whoosh yang juga melayani rute Jakarta-Bandung.

Adapun pengurangan perjalanam ini terlihat dari jadwal kereta terakhir yang sebelumnya tersedia hingga pukul 22.00 WIB, namun kini hanya sampai pukul 18.30 WIB.

Menanggapi hal ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah pengurangan jadwal ini sebagai upaya untuk menguntunhkan Whoosh. Dia bilang Argo Parahyangan bukanlah saingan dari Kereta Cepat Whoosh, sehingga tak ada kaitan antara keduanya perihal jadwal perjalanan.

“Kan bukan lawannya. (Sama-sama ke Bandung) tapi Kereta Cepat kan lawannya bukan KA Parahyangan. Enggak ada kaitannya,”ujarnya saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 30 Januari.

Berkaca dengan negara lainnya, sambung Arya, saingan kereta cepat pada dasarnya adalah dengan pesawat. Kerena itu, menurut Arya, tidak bisa disandingkan dengan jenis kereta api lainnya.

Terkait dengan jumlah penumpang Whoosh yang sepi, kata Arya, penumpang pada moda transportasi massal Whoosh memang fluktuaktif. Artinya, kadang mengalami peningkatan atau pun penurunan pada waktu-waktu tertentu.

“Kita tunggu saja, mungkin kan sekarang lagi turun. Jangan cuman berapa hari langsung kita ini dibilang sepi,” ujar Arya.

“Bisa saja jamnya lagi enggak (ramai), berapa banyak penumpang sebulannya. Kan ada laporan dari KCIC nanti,” sambungnya.

Menurut Arya, kondisi ini tidak hanya dialami moda transportasi perkertaapian namun juga maskapai penerbangan. Dia bilang, pada waktu-waktu tertentu tingkat keterisian kursi penumpang atau okupansi tak selalu dalam posisi selalu penuh.

Arya bilang, jumlah penumpang sangat dipengaruhi pula oleh waktu keberangkatan di periode sibuk atau tidak. Kerena itu, Arya mengatakan untuk melihat kepastian sepi atau tidaknya peminat kereta cepat dilihat berdasarkan data per bulan.

“Jangan karena ada satu orang naik kereta pada jam itu, kita bilang sepi, enggak bisa. Coba naik pesawat pas hari-hari atau jam-jam lagi sepi,” ucap Arya.

Dalam upaya memaksimalkan tingkat keterisian tempat duduk atau okupansi Whoosh, sambung Arya, diterapkan skema tarif dinamis atau dynamic pricing untuk kelas premium economy mulai keberangkatan 3 Februari 2024.

Sekadar informasi, melalui skema ini memungkinkan harga tiket Kereta Cepa Whoosh menjadi lebih murah di jam-jam keberangkatan tertentu. Hal ini karena harga tiket kereta menjadi berbeda-beda dalam satu hari.

“Kan kita liat, kalau lagi puncak-puncaknya banyak peminat, lagi sepi ya kurang (peminat), yasudah kita (buat) dinamis,” ucapnya.