Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfasilitasi 16 perusahaan alat kesehatan dalam negeri untuk tampil dalam Pameran Arab Health Tahun 2024 di Dubai World Trade Center pada 29 Januari sampai 1 Februari 2024.

Hal ini dilakukan lantaran produk alat kesehatan Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk dipasarkan ke mancanegara.

"Melalui keikutsertaan di ajang Arab Health 2024, industri alat kesehatan nasional punya peluang untuk memperluas pasar ekspornya ke sejumlah negara Uni Emirat Arab (UEA)," ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Selasa, 30 Januari.

Taufiek berharap, agar kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempromosikan produk alat kesehatan buatan industri dalam negeri yang berkualitas ekspor. "Sehingga, pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan industri manufaktur dan ekonomi nasional," katanya.

Di hadapan para delegasi dan peserta Arab Health 2024, Taufiek mengungkapkan, saat ini kekuatan industri alat kesehatan dalam negeri telah didukung sebanyak 150 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI). 

Industri-industri dalam negeri ini telah mampu memproduksi alat kesehatan yang berkualitas, seperti ventilator (dengan TKDN mencapai 58 persen), hospital furniture (TKDN 68 persen), hingga medical apparel (TKDN 92 persen).

Ke depan, Kemenperin mendorong industri alat kesehatan dalam negeri agar dapat menghasilkan produk berbasis teknologi tinggi, seperti electromedical devices, implan orthopedic dan perangkat radiologi. 

Guna mencapai sasaran tersebut, ada beberapa langkah yang perlu dijalankan, seperti menjamin ketersediaan bahan baku, penguasaan teknologi dan inovasi serta mengembangkan R&D alat kesehatan dengan harapan terciptanya ekosistem alat kesehatan berbasis riset.

"Terkait bahan baku, kami berupaya untuk mendorong produsen bahan baku baja, plastik dan karet agar dapat menghasilkan produk medical grade bagi industri alat kesehatan dalam negeri sebagaimana juga tercantum dalam RIPIN 2015-2035," tuturnya.

Kemudian, sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan teknologi industri alat kesehatan dalam negeri, Kemenperin turut berperan aktif mengembangkan Center of Excellence (CoE) Alat Kesehatan di Yogyakarta dengan mengolaborasikan perguruan tinggi dan industri dalam R&D produk inovasi alat kesehatan. 

"Kami juga berupaya untuk menyusun regulasi P3DN yang lebih ramah bagi pelaku industri dengan memasukkan unsur R&D, agar ke depannya para pelaku usaha dapat mengoptimalkan penyerapan pasar dalam negeri khususnya untuk pasar dengan pembiayaan pemerintah," pungkasnya.

Sekadar informasi, Arab Health merupakan pameran internasional tahunan produk kesehatan yang telah diselenggarakan selama 48 tahun di Dubai. 

Pameran ini merupakan salah satu ajang menampilkan berbagai produk alat kesehatan terbesar di dunia, yang pada penyelenggaraan 2023 lalu telah dihadiri sekitar 110.000 pengunjung dari 180 negara. Selain itu, terdapat lebih dari 3.600 peserta konferensi dan forum bisnis.