JAKARTA - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 5,1 persen di 2024 didorong oleh faktor-faktor, seperti konsumsi rumah tangga dan inflasi.
Chief Economist Mandiri Sekuritas Rangga Cipta mengatakan pihaknya tetap optimis akan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia di tahun Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan mendorong konsumsi, meski investasi berpotensi sedikit melambat karena menunggu hasil pemilu dan arah kebijakan di masa depan.
"Kami melihat ekonomi tumbuh 5,1 persen tahun 2024. Kita lihat mungkin konsumsi masyarakat bisa improve karena election effect. Adanya spillover dari election spending ke konsumsi rumah tangga. Itu sudah terbukti terjadi selalu pada tahun-tahun pemilu," jelasnya pada acara Economic and Market Outlook 2024, Senin 29 Januari.
Rangga menjelaskan Pemilu akan berdampak positif bagi ekonomi nasional terutama kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Namun demikian, beberapa hal seperti sikap menunggu hasil Pemilu dari para investor dan volatilitas ekonomi global perlu diwaspadai.
Rangga menambahkan pertumbuhan juga akan didukung oleh belanja pemerintah melalui APBN yang meningkat menjelang pemilu. Ia mencontohkan seperti Presiden Jokowi yang memperpanjang bantuan sosial (bansos) hingga Juni 2024 dan melanjutkan beberapa proyek strategis nasional (PSN) yang masih tertunda.
Menurut Rangga hal tersebut, akan menjadi katalis positif dan memperbaiki realisasi belanja yang kurang baik di tahun 2023.
"Jadi saya pikir hal-hal ini lah yang mungkin bisa sedikit memperbaiki realisasi spending yang sebenarnya kurang bagus di 2023," ucapnya.
Di sisi lain, Rangga menyampaikan pertumbuhan belanja dan konsumsi dapat menahan dampak negatif investasi yang akan melambat selama pemilu berlangsung, karena para investor cenderung wait and see terhadap kontestasi politik ini.
"Hitungan kita secara net efek election spending akan sedikit lebih positif untuk bisa offset efek negatif dari investasi. Makanya kita lihat mungkin pertumbuhan ekonomi akan naik lebih sedikit dibandingkan 2023," Ujarnya.
Selain itu, Rangga melihat ada potensi perbaikan dari sisi fiskal meski tidak sesuai target pemerintah dan memprediksi defisit APBN di kisaran 1,7 persen, lebih baik dari ekspektasi sebelumnya 2,3 persen.
Rangga juga menyampaikan Mandiri Sekuritas memproyeksikan inflasi di 2024 tetap stabil di sekitar 3,2 persen dan suku bunga Bank Indonesia (BI) turun sebesar 75bp ke 5,25 persen. Meskipun masih terdapat efek rambatan El Nino yang membuat panen raya terlambat.
"Kita takutnya di first half ini ada kekurangan pasokan makanan, sehingga inflasi makanan akan terakselerasi. Tapi secara umum inflasi akan stabil seperti target BI 1,5 persen - 3,5 persen, sehingga tidak ada risiko seperti yang terjadi di tahun 2022," tuturnya.
BACA JUGA:
Sedangkan untuk nilai tukar Rupiah, Rangga memperkirakan akan menguat ke level Rp14.900 secara rata-rata, namun masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I-2024.
Sementara untuk pasar saham, Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 7.640 di 2024.
Sentral bank di berbagai negara telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 250 bps hingga 525 bps dalam sekitar 2 tahun belakangan yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Namun demikian, Indonesia termasuk dalam ASEAN-5 diproyeksikan masih tetap tumbuh secara resilien di tengah volatilitas global.