JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5,17 persen tahun ini. Hal tersebut dimulai dengan proyeksi capaian 4,95 persen laju kenaikan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I 2022.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan, terdapat beberapa faktor penting yang memengaruhi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Perbaikan harga komoditas yang sudah berlangsung sejak akhir 2020 menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Peningkatan harga crude palm oil (CPO), batubara, dan nikel akan meningkatkan transaksi belanja dan berujung pada perbaikan ekonomi di daerah," kata Andry melalui keterangan tertulisnya, dikutip Senin 9 Mei.
Lebih lanjut Andry menjelaskan, naiknya harga batubara akan meningkatkan penjualan mobil niaga, sementara meningkatnya harga CPO akan mendorong penjualan mobil penumpang. Tak hanya itu, sektor turunan lainnya juga diramal akan mengalami perbaikan, sejalan dengan stabilitas harga komoditas.
Pemulihan ekonomi daerah dipastikan akan lebih masif apabila mobilitas masyarakat dilonggarkan dan kasus COVID-19 dapat ditekan, atau tidak ada varian baru yang mematikan.
"Dengan begitu, pembangunan yang memicu perbaikan kualitas infrastruktur di daerah mampu menopang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi," ungkap Andry.
Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) terdapat 201 proyek dan 10 program dalam Proyek Strategis Nasional Terbaru. Proyek strategis tersebut, tak hanya berada di pulau Jawa saja, namun tersebar di luar pulau Jawa.
BACA JUGA:
Andry mengatakan, tingkat pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan dan bandara yang semakin masif akan memberikan dampak terhadap kemudahan mobilitas antara wilayah, baik untuk mobilitas manusia maupun barang.
Kemudian, bila merujuk pada perhitungan Tim Riset Bank Mandiri, Andry menyampaikan bahwa transaksi di sepanjang Bulan Ramadan dan Idulfitri akan mendorong kenaikan PDB Nasional sebesar 0,14 ppt. Perbaikan tersebut, kata dia, akan merata ke semua daerah.
Tak hanya itu, tren mobilitas masyarakat turut membantu perbaikan ekonomi di daerah tujuan wisata. Ini tercermin dari perekonomian di provinsi Bali dan Nusa Tenggara yang mulai membaik sejak semester II 2021. Faktor pendukung lainnya juga ditunjang dari kebijakan pemerintah untuk mendorong investasi yang lebih merata di luar pulau Jawa.