Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melihat perekonomian nasional tahun depan akan pulih secara signifikan dari tahun ini. Bahkan di tengah ketidakpastian kapan pandemi COVID-19 berakhir, BI yakin perekonomian di 2021 masih bisa tumbuh sebesar 5,8 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, perkiraan pemulihan ekonomi Indonesia semakin baik pada 2021 karena pengaruh stimulus fiskal dan moneter global yang terus dilakukan.

"Pemulihan ekonomi dan investasi Insyaallah tahun depan juga bisa diimplementasikan oleh UU Cipta Kerja yang sekarang dalam pembahasan," tuturnya, dalam rapat bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu, 2 September.

Perry mengatakan, BI memproyeksikan kisaran pertumbuhan ekonomi sedikit lebih tinggi dari pemerintah dalam penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja nasional (RAPBN) 2021. Pemerintah proyeksikan 4,5 persen sampai 5,5 persen yang dinilai cukup realistis.

Sementara itu, lanjut Perry, proyeksi pemerintah ini sejalan dengan perkiraan BI pertumbuhan ekonomi tahun depan dikisaran 4,8 hingga 5,8 persen. Stabilitas eksternal juga diproyeksi terus mengalami perbaikan, mulai dari indikator Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), inflasi, hingga stabilitas rupiah.

"Neraca pembayaran Indonesia triwulan II itu juga mencatat surplus. Ada perbaikan di dalam defisit transaksi berjalan yang turun menjadi 1,2 persen dari PDB. Sementara neraca modalnya mengalami surplus sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus," katanya.

Kemudian, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli juga dilaporkan meningkat jadi 135,1 miliar dolar AS sehingga di atas standar kecukupan internasional. Nilai tukar rupiah relatif stabil dan terkendali sesuai mekanisme pasar.

Lebih lanjut, Perry mengatakan, rupiah menguat 13,82 persen sejak pada 23 Maret saat puncak dampak ekonomi karena pandemi COVID-19.

"Keseluruhan tahun 2021 kami berpandangan asumsi pemerintah dalam penyusunan APBN 2021 dimana rata rata nilai tukar rupiah Rp14.600 per dolar AS masih sejalan perkiraan BI sekitar Rp13.900 sampai Rp14.700 per dolar AS," katanya.

Indikator inflasi juga terus berada di zona aman. Bahkan, kata Perry, berada di bawah kisaran sasaran inflasi 2021 sebesar 2 hingga 4 persen. Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik telah melaporkan terjadi deflasi dan inflasi secara tahunan yang rendah sebesar 1,3 persen.

"Inflasi tetap rendah antara lain memang meski permintaan meningkat tapi masih bisa dipenuhi kapasitas produksi, panen raya dan adanya kebijakan BI dan permintah baik pusat dan daerah," ucapnya.