JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja membeberkan dampak tahun politik terhadap bisnis sektor perbankan. Seperti yang diktahui, pada tanggal 4 Februari akan diadakan pemilihan umum tergadap calon legislatif dan calon presiden dan wakil presiden.
Jahja menyebut sejatinya dampak tahun politik telah terefleksi dalam pertumbuhan kredit BCA dari kuart ke kuartal tumbuh 5,8 persen dan tumbuh 13,9 persen sepanjang tahun 2023 dan mengalami lonjakan di kuartal terakhir.
"Kredit growth BCA 5,8 persen, dari 13,9 persen full year kita naik di kuartal terakhir 5,8 hampir separuh kredit. Padahal kita tahu pemilu makin dekat. Jadi ini salah satu tanda sebenarnya tidak terlampau besar sekali (dampaknya)," ujarnya yang dikutip Jmat 26 Januari.
Jahja juga menegaskan jika dampak tahun politik tidak besar. Selain tercermin dariu pertumbuhan kredit, hal tersbut juga dapat dilihat dari kredit investasi yang tumnbuh lebih tinggi dari kredit modal kerja yang berarti nasabah lebih cenderung berani dalam mengembangkan bisnisnya. Diketahui pertumbuhan kredit industri sepanjang tahun 2023 tercatat sebesar 10 persen dan bank memasang target yang berkisar antara 8-10 persen.
"Jadi menurut saya tidak sehebat saat tidak ada pemilu tapi boleh dikata cukup wajar. Dilihat loan growth tahun 2023 sekitar 10 persen industri dan saya kira perbankan rerata 8-10 persen, tidak jauh dari sebelunya," sambung Jahja.
DIkatakan Jahja ini berarti secara umum dapat diartikan tidak berkembang terlalu tinggi namun tidak negatif atau flat karena masyarakat masih menaruh ekspektasi pada pertumbuhan kredit.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2023, secara total, kredit BCA naik 13,9 persen yoy menjadi Rp810,4 triliun.
Per Desember 2023, kredit korporasi tumbuh 15,0 persen yoy mencapai Rp368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5 persen yoy mencapai Rp126,8 triliun.
BACA JUGA:
Sejak menembus level Rp100 triliun pada Mei 2023, kredit UKM terus bertumbuh mencapai Rp107,9 triliun pada akhir tahun 2023, atau naik 16,0 persen yoy.
Pertumbuhan kredit UKM tersebut menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis. Seiring dengan kesuksesan dua kali BCA Expo, new booking KPR dan KKB naik masing-masing 2,3 dan 2,6 kali lipat, dalam tiga tahun terakhir.
Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp121,8 triliun, dan KKB naik 20,8 persen yoy mencapai Rp56,9 triliun per Desember 2023.
Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7 persen yoy menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8 persen yoy menjadi Rp198,8 triliun.