JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) menyebut, ada 43 proyek masih dalam tahap konstruksi. Sebanyak 43 proyek itu terdiri dari 12 proyek Engineering Procurement Construction (EPC), 8 Proyek gedung dan 23 Proyek infrastruktur.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan, proyek perusahaan yang berjalan meliputi Universitas Malikussaleh, Tol Tebing Tinggi Serbelawan (Seksi 3), KSPN Danau Toba, Irigasi Rentang dan Bendungan Way Apu.
Kemudian, ada RSUP I.G.N.G Ngoerah Bali, Fender Jembatan Pulau Balang di IKN, RSIA Sardjito, Menara Turyapada Bali dan Elevated KA Medan Paket 2.
"Hutama Karya juga berhasil mengantongi sebanyak 23 kontrak baru yang terdiri dari 16 proyek infrastruktur (jalan, jembatan, bendungan dan lain-lain) serta 7 proyek gedung," ujar Budi Harto dikutip dari laman resminya, Kamis, 25 Januari.
Perolehan kontrak baru itu diketahui tumbuh sebesar 55,10 persen terhadap kontrak baru pada 2022.
Pada 2023, perseroan juga menandatangani sejumlah proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim). Proyek itu meliputi Jalan Bebas Hambatan IKN Segmen Jembatan Pulau Balang-Sp. Riko senilai Rp2,04 triliun.
BACA JUGA:
Selanjutnya, proyek Rusun ASN 2 IKN senilai Rp1,34 triliun, Jalan Tol IKN Seksi 3A Segmen Karangjoang-KKT Kariangau sebesar Rp847 miliar dan Kantor Kementerian Koordinator 2 IKN sebesar Rp690 miliar.
"Nilai kontrak konstruksi pada 2023 mencapai Rp30,79 triliun dengan kontribusi terbesar dari proyek jalan dan jembatan. Nilai ini meliputi kerja sama operasional (KSO) sebesar Rp9,23 triliun dan non-KSO sebesar Rp21,55 triliun," tuturnya.