Bagikan:

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku tidak mudah merayu investor untuk berinvestasi di Indonesia saat adanya penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan sekali, pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Bahlil bilang, adanya Pemilu membuat investor asing menahan rencana investasinya di dalam negeri. Karena itu, realisasi investasi di 2023 hanya mampu mencapai Rp1.418,9 triliun atau tumbuh 17,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Di tengah gejolak Pemilu 2024 ini, penanaman modal dalam negeri (PMDN) pun diandalkan untuk menarik investasi sepanjang 2023. Telihat bahwa realisasi investasi PMDN meningkat menjadi 22,1 persen secara tahunan menjadi Rp674,9 triliun.

Lebih lanjut, Bahlil mengakui terjadi perlambatan laju pertumbuhan investasi pada tahun 2023. Hal ini disebabkan karena penanaman modal asing atau PMA hanya mampu tumbuh 13,5 persen secara tahunan menjadi Rp744 triliun.

“Harus diakui lah bahwa memang tahun politk ini enggak gampang. Tahun politik ini, waduh ini mulut kita meyakinkan orang itu minta ampun, harus berbagai macam cara, tidak cukp dengan teori,” katanya dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Investasi, ditulis Kamis, 25 Januari.

Bahlil mengatakan perlambatan laju pertumbuhan investasi juga disebabkan oleh perhitungan dasar atau baseline pertumbuhan investasi 2023 yang juga lebih besar dibandingkan tahun 2022. Namun, tahun politik menjadi faktor utama penyebab perlamabatan.

Meski laju pertumbuhannya melambat, Bahlil bilang realisasi investasi PMA 2023 menunjukkan masih ada kepercayaan dari investor asing untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.

“Aku jujur aja, enggak boleh aku tutupi itu. Tapi ada kepercayaan dan itu jadi tantang bagi kami tim di Kementerian Investasi untuk tetap meyakinkan bahwa sekalipun tahun politik iklim investasi di dalam negeri tetap clear (jelas),” ucapnya.

Berdasarkan data Kementerian Investasi, realisasi investasi sepanjang 2023 tersebar di lima sektor utama yakni industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp200,3 triliun. Kemudian, transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp159,8 triliun.

Selanjutnya, pertambangan sebesar Rp156,5 triliun; sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp115,2 triliun; serta industri kimia dan farmasi dengan total realisasi investasi Rp105 triliun.

Berdasarkan lokasinya, Jawa Barat menjadi provinsi dengan nilai investasi PMA terbesar sepanjang 2023 yakni 8,3 miliar dolar AS atau 16,5 persen. Sedangkan, realisasi investasi PMDN terbesar ada di provinsi DKI Jakarta mencapai Rp95,2 triliun.