Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Gerindra Mulyadi menerima audiensi dari Masyarakat Desa Jagabaya Kabupaten Bogor yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Arus Bawah (Gema Abah) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari ini.

Dalam audiensi tersebut, Gema Abah yang diwakili oleh Ishak menyampaikan aspirasinya terkait penyelesaian jalan rusak akibat truk tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, yang kerap memakan korban dari hari ke hari.

Merespons hal tersebut, Mulyadi mengeklaim, dirinya sudah selayaknya untuk mendengarkan dan merealisasikan apa yang diminta oleh Gema Abah untuk menyelesaikan persoalan di Jalan Parung Panjang itu.

"Pada saat komunikasi seperti tersendat bahkan tersumbat. Kemudian, arah kebijakan hanya angin surga bahwa dalam tanda petik tidak tahu lagi harus ke mana, maka sudah sewajarnya saya sebagai wakil bapak/ibu yang kebetulan saya adalah daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat V dalam hal ini Kabupaten Bogor, bismillah saya menjadi bagian dari ikhtiar untuk mencari solusi," ujar Mulyadi di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 22 Januari.

Mulyadi pun menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Jalan Parung Panjang beberapa waktu lalu.

Kala itu, dia bermalam di sebuah destinasi wisata bernama Dago.

Lalu, menaiki Gardu Pandang untuk melihat pemandangan Parung Panjang secara 350 derajat.

Sontak Mulyadi pun terkesima lantaran kawasan tersebut dikelilingi anugerah yang luar biasa dari Tuhan.

Namun, dia tak menampik bahwa permasalahan terkait polusi udara di kawasan tersebut memang tak bisa dihindarkan.

"Saya sadari betul pak karena memang setelah berkunjung ke sana, saya ikut menghirup polusi Parung Panjang. Kami harus berjuang bukan saja untuk kepentingan hari ini, tapi kami punya tanggung jawab untuk anak cucu kami ke depan. Jangan sampai masalah yang sedang kami hadapi, kemudian kami tidak pernah berikhtiar mencari solusi, anak cucu kami yang kena dampaknya," katanya.

Oleh karena itu, Mulyadi mengaku akan segera mengoordinasikan hal tersebut dengan seluruh anggota dan pimpinan Komisi V DPR RI.

"Hari ini kami hadir Bapak Ishak, kami cari solusi bersama, kami coba cari formulasi yang tentu saja harus tetap mengedepankan aturan pak. Dalam rangka kehadiran bapak/ibu hari ini di sini tadi supaya kami bisa menyampaikan aspirasi, kami bisa menyamakan frekuensi, lalu kami bisa menyamakan tujuan untuk mencari solusi," ungkapnya.

Di sisi lain, Mulyadi mengklaim bahwa dirinya sedang tidak untuk menaikkan elektabilitas di masa pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang.

Namun, dia menegaskan, pertemuan yang diwakili dirinya tersebut semata-mata hanya untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota legislatif, yakni mendengarkan aspirasi dari masyarakat.

"Saya cuman mau ingatkan, ya, kepada orang yang punya rasa dan berpikir bahwa ini kepentingan elektabilitas. Anda salah besar, kenapa? karena Pemilunya nanti 14 Februari, tapi umur saya belum tentu sampai 14 Februari. Jadi, saya tidak akan korbankan ini," imbuhnya.