Bagikan:

JAKARTA - Program bagi-bagi Alat Masak Listrik (AML) berupa ricecooker yang digalakan Kementerian ESDM telah mulai berjalan. Sepanjang tahun 2023 tercatat pembagian ricecooker ini telah dilakukan sebanyak 342.621 unit dari 500.000 yang disiapkan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Parada Hutajulu mengatakan, pembaguian AML tersbut paling banyak dibagikan di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 192.890 unit, disusul Sumatera sebanyak 61.040 unit, Sulawesi 36.648 unit, Kalimantan 35.307 unit, Nusa Tenggara 7459, Maluku 5640 dan papua 3637 unit.

"Mungkin pertanyaan kenapa Jawa - Bali lebih banyak karena ini menyangkut kesiapan kelistrikan karena ini kan demandnya besar," ujar Jisman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 18 Januari.

Jisman menjelaskan, pemilihan Jawa dan Bali dikarenakan per unit ricecooker membutuhkan setidaknua 300 hingga 350 watt. Selain itu, adanya kelebihan kapasitas listrik juga menjadi salah satu alasan Jawa dan Bali paling banyak mendapat alokasi AML.

"Jabali lebih dari 50 persen karena sistem Jawa Bali kita ada over capacity dan penting," beber Jisman.

Sebelum melakukan distribusi, kata dia, pihaknya telah terlebihdahulu melakukan validasi data dengan PT PLN (Persero) untuk memastikan alat masak listrik yang dibagikan tidak mengganggu jaringan kelistrikan warga.

Setelah membagikan unit ricecooker, Jisman juga memastikan pihaknya melakukan evaluasi untuk menilai respon dan penerimaan serta kepuasan masyarakat.

Respon masyakat, kata dia, akan didasarkan pada ID pelanggan PLN dan kWh meter untuk memantau besaran listrik yang dikonsumsi selama menggunakan AML yang dibagikan.

"Kita akan setarakan dengan penggunaan energi dari elpiji dan dapatkan program ini sukses atau tidak," sambung Jisman.

Jisman juga kembali menegaskan tujuan program ini adalah untuk mengurangi konsumsi elpiji 3 kg yang hingga saat ini masih diimpor.

APalagi, kata dia, salah satu krioteria pembagian AML ini didasarkan pada masyarakat yang masih menggunakan elpiji tabung 3kg, sehingga akan mengurangi konsumsi dan keterganntungan masyarakat pada elpiji subsidi.

"Kalau sudah gunakan elpiji 12 kg ttunya belum jadi sasaran kami karean ini untuk kurangi penggunaan elpiji 3kg, apalagi listrik Jawa d Bali cukup," pungkas Jisman.