Tak Lagi Sasar Masyarakat Miskin, Program Kompor Induksi Bakal Dimulai Lagi
Ilustrasi kompor listrik. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sempat menyasar masyarakat miskin, pemerintah akan kembali menggalakan program kompor listrik induksi.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto mengatakan, berbeda dari sebelumnya, kebijakan ini akan menyasar pelanggan menengah ke atas hingga kaya.

Ia beralasan, kebijakan transisi energi akan berjalan di tempat jika pemerintah menyiapkan kebijakan yang hanya menyasar masyarakat menengah ke bawah.

"Mudah-mudahan kompor induksi dimulai lagi, sementara ini terus berjalan seperti adanya dahulu dengan membagikan rice cooker," ujar Djoko yang dikutip Kamis 18 Januari.

Diketahui jika pemerintah pernah membatalkan program kompor listrik induksi setelah sebelumnya sempat melakukan uji coba kepada masyarakat di Solo dan Bali.

Sosialisasi ini tidak berjalan lantaran pemerintah ingin menjaga daya beli masyarakat selama periode COVID-19.

Selain itu, kata dia, sosialisasi program ini masih kalah dengan pemberitaan mengenai kenaikan tarif listrik.

Padahal, biaya masak dengan kompor induksi hanya sebesar Rp60.

Sebagai gantinya pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan bagi-bagi 500.000 unit rice cooker gratis bagi masyarakat dengan tujuan menekan impor elpiji.

Djoko menjelaskan, alasan lain di balik kebijakan ini adalah harga kompor induksi yang lebih mahal dibandingkan rice cooker.

Satu unit kompor listrik, kata dia, menelan biaya hingga Rp2 juta sedangkan satu unit rice cooker hanya dibanderol Rp500.000.

"Pembagian rice cooker paling bisa diimplementasikan, harganya lebih murah dari kompor induksi," sambung Djoko.

Terkait bagi-bagi rice cooker, pemerintah akan melanjutkan program ini dengan menambah jumlah unit rice cooker yang akan ditebar ke masyarakat yakni dari sebelumnya 500.000 menjadi 700.000 hingga tahun 2025.