Bagikan:

JAKARTA - Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada merespons soal kinerja pasar modal RI yang terbilang rendah di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan saat era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Reza menilai, kinerja pasar modal Indonesia selama dua tahun terakhir ini menunjukkan angka yang baik dengan sejumlah pertumbuhannya.

Menurutnya, hal tersebut bisa dilihat dari angka pencapaian pada penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Desember 2023 lalu.

Namun, Reza memang tidak menampik bahwa adanya faktor pandemi COVID-19 yang membuat kinerja sejumlah emiten menurun.

"Selama periode tersebut juga ada Covid-19, yang mana membuat sejumlah kinerja emiten berguguran, sehingga banyak terjadi aksi jual," ujar Reza kepada VOI, Selasa, 9 Januari.

Reza bilang, pergerakan pasar modal di era Jokowi memang sangat tergantung dengan sentimen di saat itu. Sehingga, hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan hasil kinerja di era Jokowi dan SBY.

"Kan, pergerakan pasar modal itu tergantung sentimen di saat itu. Bisa saja di zaman SBY kondisi sentimen makro ekonomi global lagi cukup baik, sehingga pelaku pasar banyak bertransaksi. Sementara, di era Jokowi kondisi makro ekonomi global kebetulan juga lagi kurang baik," ucapnya.

Meski begitu, Reza mengakui adanya perbaikan penegakan hukum untuk pasar modal RI dari waktu ke waktu, khususnya di era kepemimpinan Jokowi.

"Akan tetapi, yang jelas penegakan hukum pasar modal di era Jokowi much better. Makin hari, kan, penegakan dan pengawasan hukum makin membaik. Jadi, ada improvement," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Pakar Ekonomi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD Irwan Ariston Napitupulu mengungkapkan kinerja pasar modal RI di zaman kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terbilang rendah.

Irwan mengatakan, bahwa kinerja pasar modal di kepemimpinan Jokowi hanya mampu berada di angka 46,1 persen sejak 2019-2023.

"Lalu, saya coba bandingkan juga ke era presiden sebelumnya, yaitu kepemimpinan SBY yang dikatakan autopilot saat itu. Yang (Jokowi) ini kerja keras dan (SBY) autopilot," tutur Irwan dalam agenda Dialog Arah Kebijakan Investasi dan Pasar Modal 2024-2029 di Jakarta, Senin, 8 Januari.

"Ternyata saya cek, saya kaget juga loh kok Presiden SBY kinerja pasar modalnya sampai 489 persen, sementara Presiden Jokowi itu sampai 5 Januari 2024 (pembukaan IHSG) sekitar 46,1 persen," sambungnya.

Dia pun mengaku kaget terkait hasil tersebut. Menurut Irwan, seharusnya di tengah pembangunan infrastruktur yang begitu masif ikut menggenjot peningkatan kinerja pasar modal RI.

"Kok beda jauh sekali? Ada apa? Something wrong? Karena secara feeling seharusnya jauh lebih bagus dari Presiden Jokowi, seharusnya kalau saya lihat dengan banyaknya pembangunan," kata Irwan.