JAKARTA - Kubu pasangan calon presiden (capres) Anies Baswedan dan calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar, mengungkapkan ada sejumlah permasalahan mengenai pasar modal RI hingga saat ini.
Berdasarkan data yang disajikan Tim Ekonomi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Wijayanto Samirin, kapitalisasi pasar modal Indonesia terhadap PDB pada 2022 mencapai 48,5 persen. Menurut dia, angka tersebut jauh di bawah beberapa negara tetangga, seperti Singapura 129 persen, Thailand 119 persen, Malaysia 91,6 persen, hingga Vietnam 51,2 persen.
"Market Cap to GDP ratio masih sangat rendah," ujarnya dalam Dialog Arah Kebijakan Investasi dan Pasar Modal 2024-2029, di Jakarta, Senin, 8 Januari.
Selain itu, kata Wijayanto, ada hal unik lainnya di pasar modal RI yang dinilai mengerem pertumbuhan ialah sektor dan korporasi tertentu masih menguasai.
Sektor finansial misalnya yang berada di urutan teratas kapitalisasi pasar, sebanyak 71 persen pada sektor tersebut dikuasai oleh empat (4) pelaku.
"Ada 105 pelaku, tapi ada empat (4) pelaku besar menguasai 71 persen market cap," kata dia.
Kemudian, sektor energi yang dikuasai oleh dua pelaku. "Energi ada sekitar 83 pelaku, tetapi dua pelaku besar menguasai 67 persen market cap," ucapnya.
Menurutnya, sektor industri dan teknologi yang diharapkan menjadi pendorong kapitalisasinya relatif masih kecil. Pihaknya ingin pasar modal menjadi pendorong pembangunan, sehingga sektor tersebut perlu didorong.
BACA JUGA:
"Untuk mendorong pasar modal, dari sisi supply pihaknya akan mendorong BUMN untuk melakukan penawaran saham atau initial public offering (IPO).
"Perusahaan-perusahaan JV yang mereka datang mendapatkan kemudahan pajak dan lain sebagainya, sebelum mereka mendapat kemudahan itu harus kami pastikan mereka ada komitmen untuk IPO," ujarnya.
"Kemudian, sektor-sektor masa depan kami permudah untuk listing," ungkapnya.