Xerox PHK Karyawan, Era Fotokopi Berakhir Kah?
JAKARTA - Perusahaan pembuat mesin fotokopi global Xerox mengumumkan akan memangkas sebanyak 15 persen jumlah tenaga kerjanya sebagai bagian dari restrukturisasi.
Adapun upaya tersebut untuk mengalihkan fokus ke penawaran layanan bisnis dan menjauh dari mesin fotokopi ikoniknya.
Mengutip Nytimes, perusahaan mengatakan akan mengurangi staf globalnya, yang mencakup sekitar 23,000 karyawan pada tahun 2022 dan menunjuk tim kepemimpinan baru.
PHK diperkirakan akan terjadi pada kuartal pertama tahun 2024.
Sehingga saham perseroan anjlok lebih dari 12 persen setelah kabar PHK diumumkan.
Walaupun, harga sahamnya terus meningkat selama setahun terakhir, sebagian karena Xerox telah menghemat miliaran dolar AS setelah memulai program pemotongan biaya pada tahun 2018.
Adapun, perusahaan ini melaporkan penurunan pendapatan sekitar 6 persen pada kuartal ketiga tahun 2023 dibandingkan dengan kuartal dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Xerox kesulitan menyesuaikan diri dengan era digital karena menurunnya permintaan tinta dan dokumen cetak.
Di bawah kepemimpina mantan CEO Xerox Ursula Burns perusahaan berupaya meningkatkan layanan bisnisnya dengan membantu klien menyederhanakan aliran dokumen di sumber daya manusia dan layanan kesehatan serta menangani sistem pembayaran.
Pada tahun 2010, Xerox mengakuisisi Affiliated Computer Services, yang menjalankan layanan pembayaran komputer untuk tol jalan raya E-ZPass, senilai 6,4 miliar dolar AS.
Namun, Xerox harus menjual bisnis outsourcing teknologi informasinya senilai lebih dari 1 miliar dolar AS pada tahun 2014, dan persaingan dari Tiongkok dalam produksi pembuat klon kartrid merugikan keuntungannya.
Xerox juga terus berupaya membuat terobosan dalam pencetakan 3D, namun unit bisnis tersebut juga dijual pada Agustus 2023.
BACA JUGA:
Sementara pada tahun 2018, Xerox sempat mengumumkan merger dengan konglomerat Jepang Fujifilm.
Namun, penggabungan tersebut dibatalkan kurang dari tiga bulan setelah para pemegang saham, terutama Carl Icahn, memprotes tindakan tersebut karena menilai terlalu rendah Xerox.
Sedangkan pada tahun 2019, Xerox berupaya mengakuisisi HP, namun kesepakatan tersebut juga dibatalkan setelah HP menolaknya, dengan alasan kekhawatiran atas kesehatan keuangan Xerox.