JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperketat pengawasan dan penindakan terhadap penyelundupan benih bening lobster (BBL)/benur di sektor darat dan laut. Hal ini dilakukan melalui operasi bersama di Pelabuhan Merak, Banten, pada Senin, 18 Desember.
Sebelumnya, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) telah mengumumkan telah dimulainya pelaksanaan operasi bersama pengawasan dan penindakan penyelundupan BBL di seluruh Indonesia selama November sampai Desember 2023.
"Operasi dengan sandi Lobster Sakti ini melibatkan TNI Angkatan Laut (TNI AL), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Badan Keamanan Laut (Bakamla), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta Badan Karantina Indonesia (Barantin)," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Adin Nurawaluddin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa, 19 Desember.
Adin menyebut, bahwa berdasarkan temuan di lapangan, modus operandi yang dilakukan penyelundup BBL dalam melaksanakan aksinya, meliputi jalur udara, laut, dan darat.
Dia menambahkan, pelaksanaan operasi di Pelabuhan Merak, Banten, ini merupakan langkah konkret untuk penyekatan distribusi BBL dengan modus operandi jalur darat dan laut melalui penyeberangan laut antar Provinsi Banten dan Provinsi Lampung.
"Pada jalur udara, telah kami lakukan pengecekan operasi gabungan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan Bandara Internasional Juanda. Hari ini, kami melaksanakan Apel Gelar Operasi di Pelabuhan Merak, Banten, untuk mengecek kekuatan riil dan memperkuat koordinasi operasi bersama yang tengah berjalan," ujarnya.
Selama ini, kata Adin, operasi terhadap penggagalan penyelundupan BBl telah dilakukan secara parsial oleh masing-masing instansi. Berdasarkan data KKP, sepanjang 2023 ini, ada sekitar 1.347.986 ekor BBL yang jika dirupiahkan mencapai sekitar Rp183 miliar kerugian negara telah berhasil diselamatkan.
BACA JUGA:
Khusus di Pelabuhan Merak, berdasarkan data 2021, telah berhasil dilakukan penggagalan terhadap penyelundupan BBL sebanyak 90 ribu ekor. Adin mensinyalir bahwa Pelabuhan Penyeberangan Merak ini merupakan jalur utama para pelaku penyelundupan BBL sebagai jalur distribusi dari Pulau Jawa ke Sumatera, sebelum dilanjutkan ke titik lokasi keberangkatan penyelundupan ke luar negeri.
"Setelah melalui Pelabuhan Merak, perjalanan penyelundupan BBL dilanjutkan ke Bakauheni, Lampung. Kemudian, menuju Palembang sampai ke titik akhir menuju perairan perbatasan di Riau, Jambi, atau Kepulauan Riau yang selanjutnya dikirim ke negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia," ungkapnya.
Diketahui, saat ini negara tujuan utama penyelundupan BBL adalah Vietnam. Sebab, Vietnam membutuhkan BBL sebagai komoditas budi daya di negaranya sebanyak 600 juta ekor dengan nilai mencapai 3 miliar dolar AS yang sumber benih bening lobsternya berasal dari Indonesia.