522.498 Benur Gagal Diselundupkan di Bandara Soetta dalam 10 Bulan, Modus Terbanyak Dibawa Pakai Koper
Ilustrasi - Petugas saat melakukan pemeriksaan terhadap ribuan benih lobster yang hendak diseludupkan ke luar negeri melalui Bandara Soetta, Tangerang. (Azmi)

Bagikan:

BANTEN - Sebanyak 522.498 benih lobster atau benur gagal diselundupkan ke luar negeri melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten.

Upaya pencegahan itu dilakukan Balai Besar Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Jakarta  selama periode Januari hingga Oktober 2023.

"Total penggagalan penyelundupan benur melalui Bandara Soetta selama 2023 sebanyak tujuh kali dengan total 522.498 ekor benur," kata Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan atau BKIPM Jakarta I Heri Yuwono di Tangerang, Selasa 10 Oktober, disitat Antara.

Menurutnya, berbagai modus pencurian benih lobster paling sering terjadi melalui Bandara Soetta dengan cara hand carry atau dibawa langsung menggunakan koper pakaian.

Selain itu, lanjutnya, modus yang dilancarkan oleh para pelaku dalam tindak penyelundupan tersebut juga ada yang ditemukan dengan melalui pengiriman barang melalui Terminal Kargo Pesawat.

"Rata-rata pelaku penyeludupan itu membawa lebih dari 30 ribu ekor benur dalam setiap kali percobaan penyeludupan. Terdapat dua jenis benih lobster yang paling banyak diseludupkan ke luar negeri yakni jenis pasir dan mutiara," tuturnya.

Ia mengungkapkan ribuan benih lobster yang hendak diseludupkan itu secara umum menuju Vietnam, melalui penerbangan awal dengan melintasi Singapura. Hal tersebut dilakukan, kata dia, lantaran adanya kecanggihan teknologi yang dimiliki oleh negara dengan julukan Negeri Naga Biru tersebut.

"Semua benur yang coba diseludupkan dari Indonesia ini memang tujuannya ke Singapura. Tetapi sebenarnya tujuan akhirnya itu dibawa ke Vietnam, karena di sana ada alat canggih," ujarnya.

Ia juga menuturkan benih lobster yang hendak diseludupkan menuju Vietnam tersebut dibeli para sindikat pelaku dari nelayan di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari pesisir Banten, Surabaya, hingga Ambon, dengan harga beli Rp20 ribu per ekor.

"Biasanya mereka membeli benih lobster itu dari nelayan di Pandeglang, Surabaya, sampai ke Ambon," ungkapnya.

Dalam upaya penggagalan, pihaknya dibantu oleh aparat dari instansi lain, seperti Bea Cukai, Kepolisian, dan Aviation Security atau pihak keamanan Bandara Soetta.

"Kami berharap agar ke depan tidak ada lagi penangkapan dan penyelundupan baik itu benih lobster maupun perikanan lainnya, supaya pengelolaan perikanan nasional bisa lebih berkelanjutan," katanya.