Dividen BUMN Melesat Dianggap Positif, tapi Ekonom Ingatkan Hal Ini
Menteri BUMN, Erick Thohir (dok. Kementerian BUMN).

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, angkat bicara soal Pendapatan Negara Bukan Pajak Jenis Kekayaan Negara Dipisahkan (PNBP KND) dari setoran dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai Rp81,5 triliun per 12 Desember 2023.

Menurutnya, pencapaian ini positif karena perusahaan pelat merah berarti sudah berbenah.

"Pencapaian tersebut, kalau kita lihat dari kinerja korporasi dan penerimaan negara tentunya bagus, semakin besar semakin baik," kata Faisal di Jakarta, Sabtu, 16 Desember 2023.

Faisal menilai pencapaian BUMN ini bukan hal mudah. Berbeda dengan korporasi, perusahaan negara tak sekadar hanya mencari profit atau keuntungan.

BUMN, sambung Faisal, juga harus menjadi penggerak perekonomian Indonesia.

“Selain dividen tinggi, yang perlu diperhatikan ialah dari sisi peran mereka dalam pembangunan," tegas ekonom itu.

Meski begitu, dalam menjalankan tugasnya Pemerintah harus memberikan dukungan terhadap BUMN. Salah satu caranya dengan menyesuaikan target dengan kondisi finansial tiap perusahaan.

Langkah ini harus dilakukan karena BUMN akan menghadapi tantangan besar pada tahun mendatang.

"Jadi, bukan hanya target dividen yang tinggi, tapi sejauh mana mereka bisa menjalankan peran pembangunan, tentu saja dengan menjaga situasi beban finansial mereka," ujar Faisal.

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut transformasi perusahaan pelat merah telah memberikan dampak besar bagi negara dan masyarakat.

“Alhamdulillah, Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun ikut happy karena dividen BUMN hingga Oktober 2023 sudah tembus Rp74,1 triliun," ujar Erick pada November 2023.

Erick menyampaikan realisasi dividen atau penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari kekayaan negara dipisahkan (KND) ini 150 persen lebih tinggi dari target awal.

Ini menjadi bukti konkret akan perubahan BUMN yang berdampak positif bagi kinerja perusahaan.

Adapun kontribusi terbesar disebut datang dari BUMN yang bergerak di sektor perbankan dan energi. Sementara sektor lain diminta Erick untuk terus melakukan peningkatan.

"Sejak awal saya selalu tekankan, BUMN harus menjadi benteng ekonomi Indonesia. Peningkatan kontribusi juga menggambarkan kondisi BUMN yang terus membaik," pungkasnya.