JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan pasar keuangan global akan dipengaruhi oleh keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga tetap stabil di level 5,5 persen pada FOMC meeting kemarin dan adanya rencana tiga kali penurunan suku bunga pada tahun 2024.
Keputusan The Fed ini sejalan dengan ekspektasi pasar.
"The Fed melihat indikator-indikator AS terkini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi telah melambat, peningkatan lapangan kerja telah melambat namun tetap kuat, dan tingkat pengangguran tetap rendah," ujarnya dalam keterangan yang diterima VOI, Kamis, 14 Desember.
Reny menyampaikan, sistem perbankan AS sehat dan tangguh.
Serta kondisi keuangan dan kredit yang lebih ketat bagi rumah tangga dan dunia usaha kemungkinan besar akan membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi sehingga FFR dipertahankan.
Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali sejak 22 Maret, yang merupakan laju pengetatan tercepat sejak awal tahun 1980-an.
Ke depan, The Fed mengupayakan lapangan kerja dan inflasi maksimum sebesar 2 persen dalam jangka panjang dengan pemangkasan suku bunga setidaknya 3 kali menjadi 4,75 persen pada tahun 2024.
"Jika melihat respons pasar terakhir, indeks dolar dan imbal hasil treasury AS turun setelah keputusan FOMC," Jelasnya.
Indeks dolar turun menjadi 103,2, level terendah dalam seminggu terakhir dan yield obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun juga turun di bawah 4,1 persen, terendah sejak awal 23 Agustus.
BACA JUGA:
Reny menyampaikan dengan perkembangan ini juga diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan Indonesia pada perdagangan hari ini, yang memungkinkan nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar, penurunan imbal hasil obligasi, dan peningkatan pasar saham domestik, sambil menunggu rilis data neraca perdagangan.
"Kami memprediksi USD/IDR berpotensi menguat pada kisaran Rp15.495-Rp15.575 pada perdagangan hari ini," jelasnya.