Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk menarik minat masyarakat beralih ke motor listrik. Salah satunya dengan mendorong adanya upaya standardisasi baterai motor listrik.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, pihaknya telah mendapatkan komitmen sejumlah perusahaan produsen motor listrik dan baterai motor listrik yang siap melakukan standardisasi baterai.

"Ke depan, kami mau mendorong agar ada standardisasi baterai motor listrik. Dengan ada standardisasi baterai listrik, misalnya standar dimensi bendanya itu, kami berharap ada banyak investor yang mau investasi di baterai listrik. Kemudian dari sisi konsumennya, nanti lebih mudah untuk melakukan swap atau shifting," kata Febri kepada wartawan di Jakarta, dikutip Jumat, 1 Desember.

Febri menyebut, dengan adanya standardisasi, konsumen akan mendapatkan kemudahan karena komponen baterai motor listrik seragam sehingga lebih mudah didapatkan di pasaran.

"Jadi, kalau misalnya beli motor listrik A, dan kemudian ketika misalnya baterainya sudah aus, nah mereka bisa pakai baterai dari motor listrik yang lain karena sudah ada standardisasi. Artinya, kalau sudah ada standardisasi, pasarnya lebih luas," ujarnya.

Dia mengatakan, standardisasi baterai juga diharapkan mendorong pelaku industri baterai di dalam negeri ikut berkembang.

"Kalau terstandardisasi nanti banyak yang mau produksi. Jadi, baterainya standar, mereknya macam-macam," ucap Febri.

Lebih lanjut, Febri menilai ada faktor lain yang menyebabkan masih minimnya minat masyarakat untuk beralih ke motor listrik, yaitu ekosistem termasuk lokasi pengisian ulang yang masih terbatas, serta bengkel atau fasilitas layanan perbaikan kendaraan listrik.

"Masyarakat, kan, kalau banyak yang pakai rasanya pingin ikutan juga ya. Kalau dari sisi produksi, kami bisa banyak, masalahnya adalah di permintaan masyarakat yang perlu digenjot," tuturnya.

Oleh karena itu, Febri meminta industri untuk lebih intensif memasarkan produk kendaraan listrik yang mereka produksi. Dia menyebut, pemerintah sebagai regulator telah memberikan insentif dan bantuan yang cukup besar.

"Kami harap sosialisasi dilakukan produsen motor, kan, mereka punya iklan, harus lebih gencar. Kami sudah berikan subsidi Rp7 juta itu, kan, sudah iklan gratis, tinggal produsennya. Mereka harus sampaikan keunggulan motor listrik sehingga masyarakat tertarik," ungkapnya.

Adapun berdasarkan laman Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa) per Jumat, 1 Desember pukul 09.50, masih terdapat kuota sebanyak 184.652 unit bantuan potongan harga pembelian motor listrik.

Sebanyak 4.148 unit telah tersalurkan, 4.576 unit di antaranya sudah terverifikasi, dan 6.624 masih dalam tahap proses pendaftaran.

"Kami lihat tampaknya memang tidak akan sampai target 200.000 unit," imbuh Febri.