JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan laba bersih di kuartal III 2023 sebesar Rp2,31 triliun atau sekitar 1,67 persen year on year (yoy) menjadi Rp 2,3 triliun.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan, perolehan tersebut ditopang bisnis yang positif mulai dari KPR, high yield loan, lonjakan fee based income, hingga bisnis syariah dan optimistis akan mencatatkan kinerja sesuai target pada akhir 2023.
"Mulai bergairahnya sektor perumahan dan insentif Pemerintah akan semakin mendorong bisnis pembiayaan sektor perumahan tumbuh positif hingga 2024. Momentum tersebut terus kami manfaatkan dengan berbagai inisiatif bisnis yang terus kami lakukan," ujar Nixon dalam keterangan public expose 2023, Rabu 29 November.
Hingga kuartal III 2023, BTN yang berfokus pada pembiayaan perumahan ini mencatatkan total kredit dan pembiayaan senilai Rp318,30 triliun atau naik 9,87 persen secara tahunan (yoy).
Adapun peningkatan tersebut didorong pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang naik 11,87 persen (yoy) dari Rp140,97 triliun menjadi Rp157,71 triliun pada kuartal III 2023.
Selain itu, berbagai inisiatif Bank BTN terus menunjukkan kinerja positif.
Segmen high yield loan misalnya, menunjukkan kinerja moncer. Kredit Ringan (Kring) untuk pegawai naik 17,59 persen (yoy) menjadi Rp4,32 triliun per kuartal III 2023.
Selanjutnya, pada periode yang sama, Kredit Agunan Rumah (KAR) tumbuh 10,63 persen (yoy) menjadi Rp7,34 triliun. Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun melonjak 162,82 persen (yoy) menjadi Rp1,60 triliun di kuartal III 2023.
Ekosistem transaksi digital BBTN juga menyumbang kenaikan signifikan pada fee-based income.
Di ekosistem ini, Bank BTN menawarkan layanan lengkap mulai dari transaksi untuk wholesale hingga ritel melalui BTN Mobile.
Dengan berbagai kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total fee-based income per kuartal III 2023 naik sebesar 67,32 persen (yoy) menjadi Rp2,36 triliun.
Di sisi lain, Bank BTN juga telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp323,90 triliun atau naik 3,54 persen (yoy) dari Rp312,84 triliun pada kuartal III-2022. Inisiatif Bank BTN dalam menjaga biaya dana (cost of funds/CoF) juga turut meningkatkan porsi dana murah.
Porsi dana murah (current account savings account/CASA) Bank BTN tercatat naik 358 basis poin (bps) menjadi 49,48 persen per kuartal III 2023.
Dengan keseluruhan kinerja tersebut, per kuartal III 2023, total aset Bank BTN mencapai Rp409,68 triliun atau naik 5,24 persen (yoy).
Sementara itu, bisnis syariah milik Bank BTN juga menunjukkan kinerja moncer.
Laba bersih Unit Usaha Syariah (UUS) BTN melonjak hingga 70,40 persen (yoy) menjadi Rp400,89 miliar per kuartal III 2023 dari Rp235,27 miliar.
Nixon menyampaikan, kinerja positif BTN Syariah tersebut sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia untuk membeli rumah melalui skema pembiayaan syariah.
“Masyarakat Indonesia mayoritas merupakan muslim yang merupakan basis nasabah yang kuat untuk bisnis pembiayaan perumahan dengan skema syariah. Kami optimistis BTN Syariah memiliki ruang besar untuk terus bertumbuh besar sehingga dapat melayani kebutuhan pembiayaan perumahan masyarakat Indonesia,” jelas Nixon.
BACA JUGA:
Perolehan laba bersih BTN Syariah tersebut disumbang penyaluran pembiayaan yang naik hingga 17,94 persen yoy dari Rp30,35 triliun menjadi Rp35,79 triliun per kuartal III 2023.
Hingga kuartal III 2023, pembiayaan perumahan tercatat masih mendominasi penyaluran pembiayaan di BTN Syariah atau sebesar 97,43 persen.
BTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III 2023 atau naik 16,76 persen (yoy) dari Rp31,05 triliun di kuartal III-2022.
Dengan kinerja tersebut, aset syariah tercatat naik 17,26 persen (yoy) dari Rp41,29 triliun pada kuartal III-2022 menjadi Rp48,41 triliun per kuartal III 2023.