Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) siapkan empat langkah strategis dalam menjaga kinerja tetap solid serta memberikan pendapatan yang optimal di tengah perkembangan ekonomi global terkait peningkatan risiko geopolitik, tingginya imbal hasil obligasi di Amerika Serikat, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok.

Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom menyampaikan BNI memiliki empat langkah strategis yang menjadi prioritas dalam menjaga kinerja tetap solid serta memberikan pendapatan yang optimal bagi para pemegang saham.

Mucharom menyampaikan, BNI mengoptimalkan keunggulan kompetitif berupa jaringan Kantor Luar Negeri (KLN) yang terluas dibandingkan dengan bank domestik lainnya.

KLN berperan dalam pemberian fasilitas kepada group usaha nasabah yang beroperasi di luar negeri, serta supplier dan buyer dari debitur BNI Kantor Pusat.

Kemudian, perseroan juga semakin aktif berpartisipasi dalam kredit sindikasi top tier, pembiayaan skema khusus supply chain financing serta melayani kebutuhan nasabah-nasabah individual yang utamanya adalah Diaspora.

“Selain jaringan global yang kuat, bisnis BNI di dalam negeri secara konsisten terus tumbuh. Kami tetap senantiasa meningkatkan efisiensi proses bisnis. Perseroan juga melakukan berbagai terobosan dan memperkuat model bisnis branchless atau keagenan melalui Agen46 yang tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya dalam Public Expose Live 2023, Senin, 27 November.

Kedua, Mucharom menuturkan, perseroan tetap disiplin dalam melakukan diversifikasi kredit dengan fokus pada segmen bisnis yang sehat, termasuk menyasar segmen korporasi unggulan atau blue-chip company.

Hingga September 2023, kredit segmen korporasi swasta tumbuh 8,7 persen year to date (ytd) menjadi Rp251,6 triliun, diikuti segmen konsumer yang tumbuh 9,1 persen (ytd), dan segmen enterprise yang merupakan direct value chain dari nasabah korporasi, tumbuh 0,6 persen (ytd) menjadi Rp57,4 triliun.

Selanjutnya, kredit yang disalurkan kepada BUMN juga mengalami peningkatan 6,9 persen (ytd), dari Rp91,6 triliun di Desember 2022 menjadi Rp97,9 triliun di September 2023, terutama disalurkan kepada BUMN yang menjalankan fungsi strategis seperti PLN, Pertamina dan Bulog, serta beberapa BUMN lainnya di antaranya Pegadaian dan Jasa Marga.

Mucharom menambahkan, BNI akan terus melakukan perbaikan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sehat.

Adapun hingga September 2023, komposisi DPK yang kami himpun didominasi oleh CASA atau Giro dan tabungan sebesar 69 persen.

"Di tengah trend peningkatan suku bunga saat ini, biaya dana pihak ketiga BNI tercatat di kisaran 2 persen, dimana secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yang di atas 3 persen," jelasnya.

Mucharom menyampaikan, hal ini didukung layanan channel digital, sehingga mampu meningkatkan CASA berbasis transaksi dari nasabah secara berkelanjutan sehingga likuiditas BNI terjaga untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit.

Keempat, perseroan terus mengedepankan pengelolaan manajemen risiko yang prudent.

Selain indikator NPL dan LAR yang terus membaik, NPL coverage ratio per September 2023 telah mencapai 325 persen, meningkat dari Desember tahun lalu sebesar 278 persen.

“Perseroan juga mampu menjaga level Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada pada level yang memadai di level 21,9 persen per September 2023, jauh di atas batas minimum dari regulator sebesar 13,8 persen,” jelasnya.

Kualitas aset juga terus membaik, terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) per September 2023 yang berada di level 2,3 persen membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0 persen.

Selain itu, rasio Loan at Risk (LaR) yang berada pada posisi 19,3 persen pada September tahun 2022 telah menunjukkan perbaikan ke posisi 14,4 persen pada September tahun ini.

Mucharom mengatakan, tingginya NPL coverage ratio dan CAR memberikan gambaran fundamental BNI yang kokoh sebagai pondasi dalam mengantisipasi risiko gejolak ekonomi di masa depan.

"BNI berkomitmen untuk terus membukukan pertumbuhan berkualitas guna menghasilkan return yang optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang. Dengan berbagai strategi penguatan fundamental kinerja, perseroan mendorong Return on Equity (ROE) dapat naik ke tingkat yang lebih positif ke depannya," tuturnya

Hingga September 2023, ROE BNI telah mencapai 15,5 persen, meningkat 30 bps (yoy).

Dalam upaya mencapai tingkat profitabilitas yang lebih optimal, Mucharom menetapkan target ROE sebesar 18 persen pada tahun 2025.