Bagikan:

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk membeberkan sejumlah langkah perseroan dam mengatasi penurunan harga batu bara yang terjadi sejak tahun 2022.Tercatat harga batu bara mengalami penurunan sebesar 30 persen sejak tahun lalu.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin mengakui jika penurunan harga terus terjadi, untuk itu PTBA menyiapkan sejumlah jurus antara lain dengan meningkatkan porsi ekspor perusahaan dari ntahun lalu yang hanya sebesar 35 hingga 38 persen menjadi 40-an persen di tahun 2023.

"Kalau sebelumnya 35-38 persen, di tahun 2023 ini kita sudah di atas 40 persen. Itu salah satunya," ujarnya dalam Public Expose Live 2023 yang diselenggarakan secara virtual, Senin 27 November.

Berdasarkan data PTBA, porsi ekspor telah mencapai 42 persen. Hingga Triwulan III perseroan mencatat penjualanekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Farida melanjutkan, PTBA juga berupaya menjaga cost operasional sehingga biaya tunai produksi dapat tetap terjaga.

Di sisi lain, kata dia, PTBA masih menunggu dukungan pemerintah dengan realisasi Mitra Instansi Pengelola (MIP) yang diyakini dapat menjaga harga batu bara dalam negeri.

Terkait pembentukan MIP, Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin tasrif mengungkapkan, progres pembentukan MIP dana kompensasi batu bara telah memasuki tahap finalisasi draft peraturan presiden (Perpres).

Ia melanjutkan, sejumlah aturan turunan dan aplikasi pendukung MIP ini juga tengah disiapkan yakni, Peraturan Menteri Keugan (PMK) yang mengatur tarif Dana Kompensasi Batu Bara (DKB), Permen/Kepmen Junis Tata Cara Pemungutan dan Penyaluran DKB.

Sementara itu per Triwulan III 2023, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,8 triliun. Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp27,7 triliun. Total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp36,0 triliun.