Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan perannya dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Pemerintah memang merencanakan kereta cepat tak berhenti di Bandung, tetapi berlanjut sampai ke Surabaya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, di Kementerian PUPR sendiri ada yang namanya Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Dia menilai, di situlah peran Kementerian PUPR dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

"Kami kalau PUPR itu ada Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan. Jadi, saya bukan direct sebagai Kementerian PUPR, tetapi melalui Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan," ujar Basuki usai ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 20 November.

Basuki mencontohkan keterlibatan PUPR melalui Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan tersebut, seperti proyek terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau jembatan lengkung pada proyek LRT Jabodebek.

"Yang Jakarta-Bandung, terowongannya kami sertifikasi, kalau yang LRT di Warung Buncit itu juga kami sertifikasi. Jadi, saya atau Kementerian PUPR masuk sebagai Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan, yang lainnya manajemennya di Kementerian Perhubungan," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo buka suara mengenai keputusan Indonesia memilih China untuk menggarap perpanjangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Hal ini karena pengalaman China menggarap Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Indonesia dan China telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan kajian bersama atau joint study terkait dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

"Ya, karena, kan, mereka sudah membangun existing, ya, kami lihat nanti tentunya secara komersial China harus melihat apakah visibel atau enggak dan berapa project cost-nya. Jadi, kami kasih kesempatan mereka dan mereka tidak langsung bilang iya," tutur Tiko kepada wartawan, ditulis Kamis, 2 November.

"Mereka sedang melakukan kajian, tentunya kajian itu akan menentukan berapa projek cost-nya dan apakah secara komersial menguntungkan apa enggak," sambungnya.

Kata Tiko, hingga saat ini belum ada kontraktor atau pembentukan konsorsium yang ditunjuk untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya.