Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan China menyepakati besaran bunga pinjaman utang atas pembekakan biaya atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar 3,8 persen dengan tenor 35 tahun.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah Indonesia telah berhasil melakukan negosiasi terkait bunga pinjaman utang dengan China Development Bank (CDB) dari awalnya di level 4 persen menjadi 3,7 sampai 3,8 persen.

Tiko sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bunga pinjaman dengan CDB ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury.

“Angkanya 3,7-3,8 persen. Karena kita lihatin aja treasury yield-nya Amerika kan sekarang 5,25 persen. Artinya jauh di bawah treasury yield Amerika. Jadi memang itu bunganya, bunga konsesi lah, diberikan bunga khusus juga dengan tenor yang panjang sekali, 35 tahun,” katanya kepada wartawan, ditulis Kamis, 2 November.

Sekadar informasi, Pemerintah Indonesia dan China telah menyepakati besaran pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebesar 1,2 miliar dolar AS.

Dari jumlah yang disepakati tersebut, CDB akan memberikan dana pinjaman sebesar 560 juta dolar AS atau sekitar Rp8,3 triliun (asumsi kurs Rp15.100 per dolar AS).

Pembayaran cost overrun ini akan dibagi sesuai dengan porsi kepemilikan saham antara konsorsium Indonesia dan China. Dimana konsorsium Indonesia 60 persen dan konsorsium China 40 persen. Dengan begitu, konsorsium Indonesia akan membayar sekitar 720 juta dolar AS dan konsorsium China menanggung sekitar 480 juta dolar AS.

Dari total cost overrun yang akan dibayarkan konsorsium Indonesia, sebanyak 25 persen akan di bayar oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sementara 75 persen sisanya berasal dari pinjaman CDB.