Bagikan:

JAKARTA - Di tengah eskalasi konflik Timur Tengah antara Hamas dan Israel, Dewan Energi nasional memastikan ketahanan energi nasional berada pada kondisi aman.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengatakan, berdasarkan perhitungan dari DEN, indeks ketahanan indonesia berada di angka 6.61 dan berada di kategori aman.

"Para profesor, doktor, para ekspert ini berkumpul menghitung indeks ketahanan energi kita menggunakan metode analitik hierarki proses. Alhamdulillah kita hasil hitungannya itu di angka 6,61 indeks ketahanan energi kita artinya kategori tahan," ujar Djoko di Jakarta, Selasa, 31 Oktober.

Meski masuk dalam kondisi aman, Djoko mengatakan, Indonesia belum masuk ke kategori sangat aman atau di angka 8-10 karena adanya aktivitas impor bahan bakar yang masih dilakukan.

Ia menuturkan, jika Indonesia masih mengimpor minyak mentah sebagai bahan baku kilang.

Tak hanya itu, kata dia, impor elpiji Indonesia juga hampir mencapai 80 persen.

"Elpiji impornya besar sekali hampir 80 persen, sekarang 78 persen. Kemudian impor bensin," lanjut Djoko.

Sementara untuk BBM jenis solar, kata dia, Indonesia terbantu ady biodiesel seperti B30 dan B35 sehingga tidak lagi melakukan impor.

Untuk itu, kata dia, Indonesia patut bersyukur karena dikaruniai banyak sumber energi fosil maupun nonfosil. Ia mencontoh Indonesia yang menjadi negara penghasil batu bara terbesar kedua di dunia dan juga sumber energi panas bumi.

"Kita punya angin, punya matahari dan sebagainya. Kita juga punya biosolar. Alhamdulillah," pungkas Djoko.