JAKARTA - Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) menyebut, adanya potensi pasar drone atau pesawat tanpa awak di Indonesia mencapai 93 juta dolar AS pada 2028 dari total 48,6 miliar dolar AS untuk potensi pasar drone dunia.
"Dengan nilai market sebesar itu, seharusnya industri drone lokal mampu menguasai pasar tersebut," kata Wakil Ketua ASTTA Asha Wadya Saelan dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Kamis, 26 Oktober.
Melihat potensi yang besar tersebut, produsen drone Indonesia PT Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) menggandeng Rohde & Schwarz yang merupakan perusahaan elektronik kelas dunia asal Jerman, yang berfokus pada kerja sama bisnis dan market segmen Aerospace Defense Technology (ADT), Wireless Industrial Communication (WIC), serta Industrial Component and Research (ICR).
"Penandatanganan kerja sama BETA UAS dengan Rohde & Schwarz ini memperkuat posisi Indonesia sebagai Drone Manufacturing Hub di Asia yang terpercaya dan mampu bersaing secara global," ujarnya.
Dengan demikian, Kementerian Perindustrian pun turut mendukung pengembangan dan transformasi industri drone dalam negeri agar lebih inovatif, berdaya saing, dan mendunia, salah satunya dengan memfasilitasi ASTTA ikut dalam pameran bergengsi skala internasional, yakni Industrial Transformation Asia-Pacific (ITAP) 2023 di Singapura.
Selain menunjukkan kemampuan teknologi, riset dan pengembangan industri drone di Tanah Air, ajang ini juga membuka peluang membangun hubungan kerja sama internasional.
"Industri drone merupakan bagian dari kelompok industri alat angkutan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal II-2021," ucap Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier.
Taufiek menambahkan, bahwa pada kuartal II-2023, pertumbuhan industri alat angkutan telah mencapai 9,66 persen.
"Pertumbuhan positif ini disebabkan oleh pengaruh berbagai kebijakan pemerintah yang strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0," tuturnya.
BACA JUGA:
Menurut dia, industri drone di Indonesia telah mampu mengembangkan dan memproduksi teknologi tanpa awak yang dapat dimanfaatkan di beragam sektor, seperti perkebunan, militer, dan pengawasan.
"Untuk itu, kami akan mempromosikan dan mendukung kemajuan teknologi industri drone dalam negeri melalui ajang pameran dan forum di tingkat nasional maupun internasional yang diharapkan akan memperluas jaringan kerja sama dan perluasan pasar," ungkapnya.
Taufiek menilai, industri drone perlu bertransformasi dan terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
"Hal ini menjadi dasar kerja sama kami dengan ASTTA pada partisipasi di kegiatan ITAP 2023 ini," imbuhnya.