Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengukapkan trik atau cara main para mafia beras.

Kata dia, para mafia ini memanfaatkan penyaluran beras premium secara curah yang dilakukan Perum Bulog. Beras tersebut kemudian dijual kembali.

Buwas sapaan akrab Budi Waseso menjelaskan mafia membeli beras premium dari Bulog dengan harga Rp8.300 per kilogram (kg). Kemudian beras tersebut dijual kembali dengan harga Rp12.000 sampai Rp13.000 per kg dengan mengganti kemasannya.

“Karena beras yang disalurkan oleh Bulog itu adalah beras premium, yang terjadi kemarin itu kita salurkan dengan bentuk curah untuk mempercepat terdistribusinya beras itu kepada masyarakat. Ternyata itu digunakan untuk perdagangan untuk mendapatkan keuntungan,” katanya di kantor Bulog, Jakarta, Rabu, 18 Oktober.

Kata Buwas, praktik ini jelas menimbulkan kerugian. Misalnya, pemerintah yang kesulitan menekan harga beras hingga inflasi yang terkerek naik.

“Dampak jelas banyak negatifnya. Di sisi lain yang pertama adalah kita menekan harga enggak bisa terus kedua inflasi meningkat,” tuturnya.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan penyimpangan ini terjadi dibanyak wilayah di Indonesia, salah satunya di Banten. Buwas memberikan penghargaan kepada Polda Banten dan jajarannya karena berhasil membongkar kasus mafia beras ini.

“Nah ini yang seperti ini yang saya sampaikan bahwa ini terjadi bukan hanya di Banten, tapi begitu di terungkap di Banten maka di wilayah lain mulai mereda. Bukan berarti tidak mungkin timbul kembali, karena sekarang ini kan beras sedang mahal,” jelasnya.