Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengungkapkan bahwa beras impor sebanyak 1 juta ton dari China belum tentu masuk ke Indonesia di tahun ini. Hal ini karena daya tampung pelabuhan yang tidak memungkinkan.

“Ya enggak bisa lah (masuk tahun ini), bukan karena enggak mampu kita beli. Tapi pelabuhan kita enggak memungkinkan bisa bongkar segitu banyak karena sisanya masih perlu tenaga dan kapasitas bongkar,” ujarnya di Kantor Bulog, Jakarta, Rabu, 18 Oktober.

Apalagi, sambung Buwas, Indonesia belum memiliki kontrak dengan China terkait dengan impor beras ini. Meski begitu, Buwas menjelaskan bahwa China sudah bersedia untuk melakukan ekspor.

“Kalau kemarin kan baru ketersediaan mereka, bersedia untuk menyiapkan beras untuk Indonesia sebanyak 1 juta ton. Tapi kan belum ada MoU antara presiden dengan presiden,” ucapnya.

Saat ini, lanjut Buwas, pemerintah memprioritaskan impor dari beberapa negara tetangga terlebih dahulu. Negara yang dimaksud sepeti Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

“Sekarang ada Thailand, Vietnam, Myanmar, ada Kamboja, ada yang lain-lainnya lah ya, nah kita berusaha Pakistan, kita sekarng juga berusaha, walaupun dapatnya tidak banyak, tapi kita upayakan,” jelasnya.

“Nanti gongnya itu kalau nanti dalam targetnya yang dibutuhkna kita, memang butuh, bukan diada-adakan, kita butuh 1 juta ternyata tidak dapat, langsung kita ambil dari China,” sambungnya.

Meski begitu, Buwas membuka opsi beras impor dari Negeri Tirai Bambu ini bisa masuk ke Tanah Air di tahun depan mendatang.

“Kita lihat perkembangan sambil berjalan. Bisa kita realisasikan tahun depan. Nah itu masuknya,” ucapnya.