Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan bahwa penerima 500 ribu ton jagung pakan impor hanya peternak mandiri kecil. Hal ini dilakukan agar dapat meredam fluktuasi harga telur dan daging ayam di Tanah Air.

"Kami akan melakukan importasi terbatas hanya untuk pakan ternak para peternak mandiri kecil, kalau nanti ada berita di media 'wah Bapanas sukanya mengimpor, Plt Mentan kok sukanya mengimpor, tidak', saya mau sampaikan bahwa ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan jagung pakan," ujar Arief dalam acara peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 dipantau secara daring di Jakarta, pada Senin, 16 Oktober.

"Sudah diputuskan juga dalam rapat terbatas (ratas), saya juga sampaikan ke Pak Wakil Menteri Pertanian tadi pagi ini dilakukan hanya terbatas oleh Bulog dan langsung disalurkan ke peternak kecil," tambahnya

Arief yang juga menjabat sebagai Plt. Menteri Pertanian itu mengatakan, selama empat bulan terakhir ini produksi jagung pakan ternak memang negatif meskipun terdapat sedikit surplus dibandingkan periode sebelumnya.

Oleh karena itu, selain tetap mengutamakan produksi dalam negeri, pemerintah memutuskan untuk mengimpor jagung pakan ternak agar kondisi tersebut tidak berlarut dan berdampak pada harga telur dan daging ayam yang akan terus meningkat.

"Saya sudah bersama Dirjen Tanaman Pangan akan melakukan review bersama-sama. Kami tidak dalam posisi mempertahankan harus surplus, tidak, tapi kami harus jelaskan kondisi hari ini, El Nino, kurang air, bibitnya kurang bagus, pupuknya enggak sampai, nah itu kami harus perbaiki," ucap Arief.

Agar harga di tingkat peternak tetap baik, kata Arief, pihaknya pun meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mempercepat izin impor agar importasi jagung pakan ternak bisa segera dimulai sebelum panen dalam negeri.

"Jangan nanti importasinya datang telat pada saat nanti sudah panen. Tidak boleh seperti itu. Dari Bulog tolong bantu kami mempercepat itu semua. Data peternak, data siapa yang menerima jagung itu sudah dari Dirjen PKH, tentunya sudah diverifikasi, tidak boleh ada yang terlewat tentunya peternak kecil, tidak yang besar-besar," tuturnya.

Adapun berdasarkan Panel Harga Pangan, harga rata-rata nasional jagung tingkat peternak mencapai Rp6.840 per kg pada 1 Oktober, kemudian mengalami kenaikan hingga Rp7.000 per kg pada 10 Oktober 2023. Kondisi tersebut disebabkan karena harga jagung di tingkat produsen dan konsumen yang terus meningkat dan melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP).