Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan sebelum panen raya jagung yang puncaknya diperkirakan pada April 2024, impor komoditas tersebut disetop untuk menyerap hasil produksi dalam negeri.

“Langkah (kebijakan penyetopan impor jagung) ini guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal dan menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu 16 Maret.

Dia menekankan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung.

Dengan menghentikan impor jagung, diharapkan kebutuhan pakan bagi peternak, khususnya peternak mandiri, dapat dipenuhi dari hasil panen petani lokal.

Arief mengatakan sebelumnya pada akhir 2023, Perum Bulog telah melakukan impor jagung pakan untuk membantu kebutuhan peternak yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku pakan. Kebijakan impor tersebut bertujuan untuk menstabilkan pasokan pakan peternak.

Menurut Arief, pakan merupakan salah satu unsur pembentuk harga yang signifikan, yang mempengaruhi harga daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir.

Dengan menghentikan impor jagung jelang panen raya, pemerintah ingin memastikan bahwa harga jagung di tingkat petani tetap terjaga.

Dia juga menegaskan bahwa keputusan pemerintah untuk menghentikan impor jagung sangat terukur dan mempertimbangkan keseimbangan harga jagung di tingkat petani.

Arief mengatakan bahwa Bapanas memastikan komitmen Perum Bulog beserta pemangku kepentingan terkait lainnya untuk menyerap jagung hasil produksi dalam negeri. Hal ini dalam upaya mengantisipasi anjloknya harga jagung di tingkat produsen pada musim panen raya.

Untuk mempermudah koordinasi penyerapan jagung petani, kata Arief, disepakati dalam waktu dekat Kementerian Pertanian akan menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara by name by address untuk dapat dihubungkan kepada peternak mandiri, feedmill (pabrik pakan), dan non feedmill pada saat panen raya.

“Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” ucap Arief.

Arief mengatakan berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total produksi jagung di empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton dan ini melebihi sekitar 500 ribu ton daripada produksi di periode sama tahun sebelumnya.

“Yang perlu kita perhatikan bahwa kewajaran dan keseimbangan harga dapat selalu terjaga di semua lini dan ini juga menjadi concern yang disampaikan Presiden Joko Widodo,” kata Arief.

Arief menambahkan Bapanas telah menggelar rapat koordinasi bersama Kementerian Pertanian, Baintelkam Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden, Perum Bulog, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak(GPMT), Koperasi Putera Blitar, Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN), Pinsar Indonesia serta para pelaku pangan yang hadir secara daring.

“Pada Rabu 13 Maret lalu, Bapanas telah mengumpulkan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi untuk sama-sama berkomitmen melakukan penyerapan jagung, utamanya jagung pakan. Ini menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya,” kata Arief.