Bagikan:

JAKARTA - Beras sintesis membuat geger warga Sumatera belakangan ini. Salah satunya ditemukan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Warga yang sempat mengonsumsi beras tersebut mengaku demam hingga radang tenggorokan.

Menanggapi hal ini, Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan masalah temuan beras sintesis ini akan ditelusuri lebih lanjut oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan.

“Satgas pangan (akan menelusuri). Kita sama-sama. Kalau emang hasus diproses, ya diproses dong. Jangab ragu-ragu. Itu kan buat onar namanya,” ujar Arief di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa, 10 Oktober.

Arief menilai isu beras sintesis ini muncul karena ada pihak-pihak yang tidak suka terhadap langkah pemerintah melakukan impor beras. Sebab, dari sekian banyak beras impor yang digelontorkan Perum Bulog hanya segelintir yang mengadukan adanya beras sintesis.

“Sekarang kalau ada beras sintesis Satgas Pangan datengin, diklarifikasi, jadi ini kan banyak orang yang enggak suka. Dari sekian juta yang diimpor Bulog kemudian dibagikan, masa cuma satu dua orang yang bilang itu beras sintesis,” ucapnya.

Jika pun ada beras sintesis, menurut Arief, harganya pasti lebih mahal dari beras yang asli. Karena beras sitensis bahan utamanya dari plastik.

“Beras sintesis itu kan lebih mahal loh. Plastik itu lebih mahal dari beras, ngapain,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, penemuan beras diduga palsu di Bukittinggi itu terungkap beberapa waktu lalu di daerah Campago Ipuh oleh seorang warga.

“Berasnya aneh, berbeda dengan biasanya. Terlalu putih, cepat mengeras dan basi, serta juga berderai,” kata salah seorang warga, Dessi (30).

Ia mengaku mengalami sakit komplikasi setelah mengonsumsi beras yang diduga sintetis itu.

“Radang tenggorokan, pusing, dan demam tinggi, itu yang saya rasakan selama dua pekan setelah memakan beras ini,” sebutnya.

Beras yang dibeli dengan harga Rp5.000 per kilogram itu kemudian diperiksa langsung oleh pihak kepolisian untuk selanjutnya dicek laboratorium.

Terkait hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), meminta warga untuk memberikan laporan terkait informasi beredar penemuan beras sintetis di daerah setempat. Beras palsu berbahan plastik berbahaya jika dikonsumsi.

“Tentang informasi adanya beras sintesis yang beredar di Kota Bukittinggi, kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap tenang, dan waspada," kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar di Bukittinggi, dilansir dari Antara, Rabu, 4 Oktober.

Pemkot Bukittinggi berkoordinasi dengan pihak terkait dan apapun informasi terbaru akan disampaikan kepada masyarakat.

“Kita mengimbau agar masyarakat membeli beras di tempat langganan dan terpercaya, serta jangan tergiur dengan beras yang murah, selain dari program pemerintah dan lembaga resmi,” kata Erman Satar.

Ia meminta partisipasi aktif masyarakat untuk memberikan laporan pengaduan jika menemukan beras yang dicurigai berbahan palsu.

“Jika menemukan beras dengan ciri-ciri mencurigakan, agar melaporkan melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi atau melalui kelurahan atau kecamatan untuk nantinya kami laksanakan uji laboratorium,” ujar Erman Satar.