Bagikan:

JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengajukan permintaan khusus kepada pemerintah daerah (pemda), kementerian perdagangan (Kemendag), dan holding pangan BUMN.

Permintaan tersebut terkait dengan sejumlah harga komoditas yang terus mengalami kenaikan di Tanah Air.

Permintaan tersebut diajukan dalam acara peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 di gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, yang dipantau secara daring, pada Senin, 16 Oktober.

Turut hadir pula Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi, dan Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Arief mengatakan, sebanyak 640.000 ton beras harus terbagi habis dalam kurun waktu tiga bulan untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

"Tidak boleh main-main, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sesuai tugas dari pak presiden harus tersalurkan ke seluruh Indonesia," kata Arief.

Dia meminta kepada seluruh pimpinan daerah yang masih belum memiliki beras, baik di pasar tradisional maupun pasar modern untuk segera menghubungi Bulog.

"Silakan menghubungi Bulog terdekat, kami sisir semuanya, harus punya beras SPHP dan menjual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) seperti yang sudah disampaikan," ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Arief, juga memberi perintah untuk memenuhi/membanjiri Pasar Induk Beras Cipinang.

"Perintah dari presiden adalah memenuhi/membanjiri Pasar Induk Beras Cipinang. Pasar ini sudah digelontorkan sekitar 8-9.000 ton, dikawal satgas pangan, tidak boleh ada satu butir pun (beras) yang disalahgunakan. Saya sudah minta temen-temen dari satgas pangan tentunya untuk kawal ini sampai dengan konsumen," ucap dia.

Selain beras, Arief mengatakan, Presiden Jokowi juga memberikan perintah terkait gula. Diketahui, saat ini realisasi impor gula Indonesia baru mencapai 26 persen.

"Perintah pak presiden untuk gula, pak dirjen dari Kemendag realisasi impor kami hanya 26 persen, sehingga secepatnya saudara-saudara kami yang memegang kuota impor harus merealisasikan importasinya, termasuk BUMN di bidang pangan, RNI, dan PTPN, privat juga sama," tuturnya.

Selain beras dan gula, Arief meminta kepada Holding BUMN Pangan atau ID Food untuk segera mengatasi permasalah mengenai cabai rawit.

"Untuk cabai rawit, Pak Frans dari ID Food tolong dikoordinasikan daerah-daerah sentra produksi yang surplusnya tinggi supaya bisa langsung didist.000sikan kepada daerah-daerah yang minus atau defisit, fasilitasi dist.000si biayanya bisa dari Bapanas atau dari Pemda," ungkapnya.

Sementara itu, Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, ada tiga komoditas pangan yang perlu menjadi perhatian di pekan kedua Oktober 2023 ini, yaitu gula pasir, beras, dan cabai rawit.

"Gula pasir dan beras terus mengalami kenaikan. Dalam tren terus meningkat yang kemudian rata-rata harga beras antar wilayah juga mengalami disparitas semakin tinggi, yang mana paling tinggi ada di Papua, kemudian gula pasir juga dalam tren terus meningkat, ada 338 kabupaten kota yang mengalami kenaikan gula pasir," jelas dia.

"Jadi, mungkin untuk minggu ini kami menyampaikan informasi bahwa ada tiga komoditas yang perlu menjadi perhatian, yaitu gula pasir, beras dan cabe rawit," pungkasnya.