JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai ekspor Indonesia pada September 2023 tercatat 20,76 miliar dolar AS atau turun 5,63 persen dibandingkan Agustus 2023 dan melemah 16,17 persen dibandingkan September 2022.
Sementara nilai impor tercatat sebesar 17,34 miliar dolar AS atau turun 8,15 persen secara bulanan atau melemah 12,45 persen secara tahunan.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, penyebab penurunan nilai batu bara dan minyak sawit karena permintaan global yang menurun serta ekonomi dunia sedang melambat yang diikuti dengan harga internasional yang menurun.
Eko memperkirakan ke depannya nilai ekspor akan kembali mengalami kenaikan secara akseleratif, namun masih akan sulit naik secara fundamental.
"Kemungkinan kenaikan secara akseleratif secara fundamental masih sulit, kalaupun naik akan bersifat temporer karena isu berlanjutnya perang Israel-Palestina," jelasnya kepada VOI, Selasa, 17 Oktober.
BACA JUGA:
Menurut Eko nilai ekspor menjelang akhir tahun kemungkinan tidak banyak mengalami peningkatan, lantaran ekonomi global masih dalam situasi melambat, karena Inflasi di negara maju masih tinggi.
Dengan adanya isu perang terbaru di Timur tengah antara Hamas dan Israel, tambahnya, membuat dunia usaha di negara maju sedang menahan diri untuk meningkatkan produksi.
Di sisi lain, Eko juga melihat akan ada kenaikan pada nilai impor kedepannya karena menjelang natal dan akhir tahun, serta masa kampanye di mana biasanya permintaan produk di Indonesia meningkat di akhir tahun.