JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menembus level 7.400 hingga akhir tahun 2023. Hal ini didukung oleh berbagai sentimen yang terjadi.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, jika melihat secara historis, IHSG hampir selalu mencatatkan penguatan pada kuartal IV setiap tahunnya, terutama terkait dengan momentum aktivitas window dressing.
"Sepanjang Oktober dan Desember dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencetak rerata return 2,1 persen dan 2,6 persen," jelasnya, Selasa, 17 Oktober.
Martha menyampaikan window dressing adalah kegiatan di mana investor institusi di pasar modal mempercantik portofolionya agar laporan keuangan tahunannya terlihat lebih baik.
Disisi lain, aksi window dressing umumnya dilakukan dengan membeli efek-efek di pasar modal secara lebih agresif, sehingga membuat pasar saham bergerak positif.
“Saat ini, perhatian pelaku pasar masih pada konflik Palestina-Israel dan harga minyak bumi dan komoditas lain, serta angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS. Kami meyakini kondisi pasar akan semakin normal di akhir tahun menjelang aksi window dressing.” jelasnya.
BACA JUGA:
Martha mengatakan secara jangka panjang Indonesia memiliki prospek yang sangat baik. Didorong oleh kestabilan ekonomi, nilai tukar rupiah, inflasinya, dan berbagai data-data ekonomi.
Sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas memperkirakan IHSG akan berada pada level 7.600 hingga akhir tahun, kemudian merevisi proyeksi IHSG menjadi 7.400 sampai akhir tahun 2023, dan akan menembus 7.600 pada kuartal I 2024.
Selain itu, Martha merekomendasikan para investor dapat memilih pada sektor bank, consumer, dan energi karena memiliki kinerja positif, valuasi menarik dan prospek yang cerah diantaranya seperti ACES, AKRA, BMRI, BBRI, CPIN, EXCL, HRUM, INTP, PRDA, dan UNTR.