Bagikan:

JAKARTA - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi redanya COVID-19 yang membuat pembatasan sosial diperlonggar akan menyemarakkan kegiatan ekonomi pada Bulan Puasa dan perayaan Idulfitri tahun ini, sehingga akan menguntungkan sektor ritel dan emiten.

Hariyanto Wijaya, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menilai tingkat belanja masyarakat untuk mempersiapkan dan dalam menjalani mudik di tahun ini akan naik signifikan dibanding 2 tahun terakhir itu akan menguntungkan emiten ritel seperti PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). LPPF baru saja dimasukkan ke dalam daftar saham-saham pilihan (Stock Picks) Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Dia menuturkan faktor meredanya COVID-19 yang akan berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat menjadi faktor pendukung pertama dari ramainya Bulan Puasa dan Lebaran tahun ini. Faktor kedua adalah prediksi naiknya belanja publik di tengah perayaan Idulfitri dan ketiga adalah kenaikan harga komoditas. Tren kunjungan ke stasiun, ritel dan rekreasi, taman, dan tempat kerja mencetak rekor tertinggi sejak pandemi.

"Lebih lanjut, kunjungan ke toko kebutuhan sehari-hari dan farmasi juga mencetak rekor tertinggi sejak gelombang serangan virus COVID-19 varian delta," tutur Hariyanto dalam acara Media Day: Ramadan Season by Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis 21 April.

Penghuni baru Stock Picks lainnya adalah perusahaan pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR). Dengan penambahan LPPF dan SMDR, maka Stock Picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjadi BBNI, BBRI, LPPF, SMDR, ITMG, ADRO, UNTR, dan ANTM.

Sejak dimulainya Stock Pick bulanan pada Agustus 2019 hingga 8 April 2022, Stock Picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia sudah membukukan return akumulatif 60,2 persen (vs. IHSG 12,8 persen), sehingga memiliki keunggulan sebesar 47,4 persen.

Di sisi lain, faktor kedua pendukung ramainya Ramadan dan Idulfitri adalah prediksi kenaikan jumlah orang yang merayakan Hari Raya yaitu 85 juta orang, dibanding tahun lalu hanya 1,5 juta orang. Pewajiban pembayaran tunjangan hari raya (THR) secara penuh kepada pemberi kerja, setelah direlaksasi 2 tahun terakhir, juga dinilai dapat memicu peningkatan daya beli masyarakat.

Faktor ketiga adalah masih berlanjutnya penguatan harga komoditas yang bahkan diprediksi mampu memitigasi risiko dari potensi pengetatan moneter di AS berupa peningkatan suku bunga acuan AS oleh Bank Sentral AS (The Fed), yang diprediksi menaikkan suku bunga sebanyak 50 bps pada Mei.

Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa di tengah ramainya belanja masyarakat sepanjang Bulan Puasa dan Lebaran tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara analisis teknikal diprediksi akan konsolidasi. Dia memprediksi indeks saham utama itu ditutup pada 7.099 pada April setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa 7.355 pada 11 April 2022.

"Konsolidasi wajar terjadi setelah IHSG menyentuh all-time high, yang ditambah faktor puasa sepanjang bulan ini. Secara siklus, Bulan Puasa lebih lesu karena faktor all-time high tadi dapat memicu aksi profit taking, tetapi untuk Mei atau periode setelah Lebaran, kami prediksi dapat menguat dengan rentang pergerakan support-resistance pada 6.759-7.748," kata Martha.

Faktor lain yang mendukung analisis Martha dan tim Mirae Asset Sekuritas Indonesia adalah kinerja emiten bursa periode kuartal I 2022 yang masih cukup baik dan pembagian dividen untuk kinerja keuangan 2021.

Terkait dengan semangat literasi dan inklusi pasar modal guna meningkatkan jumlah nasabah dan nilai transaksi bursa, Mirae Asset Sekuritas Indonesia baru menggagas Mirae Asset Academy untuk melembagakan program edukasi perseroan. Jumlah peserta program edukasi Mirae Asset Sekuritas Indonesia pun meningkat pesat, yaitu lebih dari 300 persen menjadi 65.312 orang pada 2021 dari 15.613 orang pada 2018.

"Mirae Asset Academy adalah wujud komitmen Mirae Asset Sekuritas untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia dengan menjadi platform nomor satu untuk belajar investasi mulai dari nol hingga master," ujar Tomi Taufan, Head of OE Management Mirae Asset Sekuritas Indonesia.